Berita

Ilustrasi/AI

Bisnis

Dolar AS Menguat Tipis setelah Tiga Peristiwa Jatuhkan Greenback

SELASA, 05 AGUSTUS 2025 | 07:20 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Mata uang Dolar Amerika Serikat (AS) menguat tipis setelah tiga peristiwa penggerak pasar pada pekan lalu menunjukkan rapuhnya greenback. 

Ketiga peristiwa yang sempat menggoyang Dolar adalah laporan ketenagakerjaan Amerika yang suram, pengunduran diri Gubernur Federal Reserve, dan pemecatan petinggi statistik oleh Presiden Donald Trump.

Data yang dirilis Jumat pekan lalu memperlihatkan pertumbuhan lapangan kerja AS di bawah ekspektasi, sementara jumlah non-farm payrolls untuk dua bulan sebelumnya direvisi turun 258.000 lapangan kerja, menunjukkan perlambatan tajam dalam kondisi pasar tenaga kerja.


Dikutip dari Reuters, Indeks Dolar (Indeks DXY), ukuran greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, naik tipis 0,1 persen menjadi 98,77, setelah merosot lebih dari 1,3 persen pada sesi Jumat.

Namun, beberapa menyoroti bahwa penguatan Dolar pada sesi Senin itu mungkin hanya bersifat sementara. Tren penurunan dapat muncul kembali mengingat ketidakpastian kebijakan Presiden Donald Trump. 

Dolar menguat terhadap Euro, Franc Swiss, dan mata uang terkait komoditas seperti Dolar Australia dan Selandia Baru.

Euro melemah 0,1 persen menjadi 1,1576 Dolar AS. Sedangkan Poundsterling sedikit berubah di 1,3275 Dolar AS.

Dolar AS menguat 0,5 persen terhadap Franc Swiss menjadi 0,8078 Dolar AS.

Franc jatuh, demikian uga saham-saham negara itu, setelah setelah Trump memutuskan Swiss mendapatkan salah satu tarif tertinggi, sebagai bagian dari pengaturan ulang perdagangan global Gedung Putih.

Dolar Australia dan Selandia Baru juga melemah versus greenback, masing-masing turun 0,2 persen menjadi 0,6463 Dolar AS dan 0,3 persen ke posisi 0,5904 Dolar AS. 

Terhadap Yen, Dolar AS juga menguat 0,3 persen menjadi 146,945.

Imbal hasil US Treasury dua tahun yang sensitif terhadap kebijakan jatuh ke level terendah tiga bulan di 3,659 persen karena trader mengantisipasi pemangkasan suku bunga the Fed pada September, sementara yield 10 tahun tidak terlalu jauh dari posisi terendah satu bulan di 4,2257 persen.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya