Ekspor komoditas nonmigas unggulan Indonesia mengalami peningkatan. Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap kinerja minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) sejauh ini masih sangat kuat,
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan Nilai ekspor CPO dan turunannya naik 24,81 persen secara kumulatif.
Namun, di saat kinerja minyak kelapa sawit mentah berjaya, ekspor batu bara Indonesia justru anjlok.
"Nilai ekspor batu bara turun 21,09 persen secara kumulatif. Nilai ekspor CPO dan turunannya naik 24,81 persen secara kumulatif," ungkapnya pada jumpa pers di Kantor BPS, Jakarta, dikutip Sabtu 2 Agustus 2025.
Pada Januari 2024 hingga Juni 2024, volume ekspor batu bara masih bisa tembus 196,65 juta ton. Rata-rata harganya, menurut catatan BPS, 77,24 Dolar AS per ton. Namun, volume ekspornya turun 6,33 persen menjadi 184,19 juta ton pada Januari-Juni 2025. Pada saat bersamaan, harganya anjlok 15,86 persen ke 64,99 Dolar AS per ton.
Sementara itu, harga CPO justru meningkat. Naik 22,21 persen dari 861,65 Dolar AS ke 1.053,03 Dolar AS per ton. Sementara itu, volume ekspornya bertambah dari 10,72 juta ton menjadi 11 juta ton.
Secara total, neraca perdagangan Indonesia surplus 4,10 miliar Dolar AS pada Juni 2025. Realisasi ini turun tipis dibandingkan surplus 4,30 miliar Dolar AS yang dicatatkan Indonesia pada bulan sebelumnya.
"Pada Juni 2025, neraca perdagangan barang mencatat surplus sebesar 4,10 miliar Dolar AS. Neraca perdagangan Indonesia telah mencatat surplus selama 62 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," terang Pudji.
Surplus neraca perdagangan pada semester I alias periode Januari 2025 sampai Juni 2025 adalah 19,48 miliar Dolar AS.