Berita

Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono/tangkapan layar video Youtube

Politik

SBY Ingatkan Efek Arus Besar Peradaban Dunia Bagi Indonesia

KAMIS, 31 JULI 2025 | 00:13 WIB | LAPORAN: WIDODO BOGIARTO

Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingatkan soal arus besar peradaban dunia yang berdampak langsung kepada Indonesia. 

Peringatan tersebut disampaikan SBY dalam pidato peradaban bertajuk World Disorder and the Future of Our Civilization di Ballroom Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Rabu 30 Juli 2025.

SBY mengatakan, pertama adalah globalisasi ekonomi. Indonesia menjadi bagian dari sistem perdagangan dan perekonomian dunia. Namun rentan terhadap krisis global seperti krisis keuangan Asia 1997 dan krisis global pada tahun 2008.


Kedua, teknologi informasi dan komunikasi. SBY menyebutkan, internet dan media sosial mengubah cara berpikir, berinteraksi, bahkan berpolitik.

SBY lalu mengenang peristiwa tahun 2009 saat bertemu Perdana Menteri Abdullah Ahmad Badawi di Kuala Lumpur. Waktu itu, Ahmad Badawi kalah dalam pemilihan umum.

"Beliau menyampaikan kepada saya, 'Pak SBY, saya terlambat menyadari the power of social media, the power of internet'. Ternyata politik pun kalau kita mengabaikan urusan internet dan media sosial ini, kita kalah. Kita tidak sukses. Beliau dengan jujur menyampaikan itu," kata SBY.

"Padahal itu tahun 2009. Sekarang saya kira sudah berapa tahun itu? Apalagi sekarang, 2025 ini. Kita menyaksikan bagaimana informasi yang cepat bisa membentuk opini publik dalam hitungan menit. Namun juga memicu polarisasi sosial jika tidak dikelola dengan bijak. Itu tentang teknologi informasi dan komunikasi," sambungnya.

Ketiga, kata SBY, perubahan iklim dan kerusakan lingkungan. Indonesia adalah satu negara dengan keanekaragaman hayati terbesar di dunia, namun juga salah satu yang paling rentan terhadap perubahan iklim. Dari banjir, kekeringan, naiknya permukaan laut, hingga kebakaran hutan.

Keempat, kata SBY, pergeseran nilai dan budaya. Generasi muda Indonesia kini tumbuh dalam dunia yang jauh lebih terbuka, juga lebih tidak pasti.

"Mereka berhadapan dengan banjir informasi, tantangan identitas, dan krisis makna. Di sinilah pentingnya pendidikan karakter, spiritualitas, dan nilai kebangsaan dalam membentuk arah peradaban masa depan," demikian SBY.




Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya