Presiden PKS, Al Muzammil Yusuf di Istana Merdeka, Jakarta pada Selasa, 29 Juli 2025/RMOL
Presiden RI Prabowo Subianto menerima kunjungan pimpinan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Istana Merdeka, Jakarta, pada Selasa, 29 Juli 2025.
Pertemuan selama kurang lebih dua jam itu membahas sejumlah isu strategis yang menjadi perhatian bersama.
Presiden PKS, Al Muzammil Yusuf, menjelaskan bahwa kehadiran jajaran pengurus pusat PKS merupakan bagian dari silaturahmi sekaligus wadah tukar pikiran dengan Presiden.
“Kami bersilaturahmi pada Pak Presiden Prabowo bersama Ketua Majelis Syura PKS. Saya sendiri Presiden Partai, ada Sekjen, ada bendahara umum, ada Ketua Fraksi dan KSP, dalam rangka membicarakan, berbagi pendapat tentang perkembangan bangsa dan negara,” ujarnya kepada awak media usai pertemuan.
Salah satu topik utama yang menjadi perhatian adalah penguatan kualitas demokrasi. PKS menekankan pentingnya menjaga demokrasi Indonesia agar tetap sehat, tidak berbiaya tinggi, dan benar-benar mampu melahirkan pemimpin-pemimpin terbaik yang diharapkan rakyat.
“Ikhtiar kita bagaimana meminimalkan, mengurangi praktik korupsi politik uang, dan korupsi secara umum di negara kita,” tegasnya.
Selain demokrasi, isu ekonomi juga menjadi pembahasan mendalam, terutama terkait amanat konstitusi Pasal 33 UUD 1945 mengenai pengelolaan kekayaan alam.
Menurut Al Muzammil, Presiden memiliki komitmen kuat agar kekayaan alam Indonesia dikelola sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
“Kita bicarakan sehingga termasuk amanat pasal 33 itu adalah peraturan perundang-undangan yang khusus nantinya. Perlu kita pikirkan tentang sistem perekonomian Indonesia yang bisa mengarahkan bagaimana sumber daya alam, segala kekayaan di Indonesia betul-betul bisa untuk kemakmuran masyarakat,” tambahnya.
Dalam ranah geopolitik dan diplomasi internasional, PKS juga menyampaikan pandangan terkait pentingnya peran aktif Indonesia di dunia Islam, khususnya dalam isu Palestina.
PKS menilai, Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim dan dikenal dengan wajah Islam moderat, memiliki posisi strategis dalam memperkuat solidaritas dunia Islam.
“Pak Prabowo juga memberikan perhatian besar karena memang situasi dunia Islam sangat membutuhkan peran Indonesia yang mayoritas muslim. Kita ini terkenal muslim yang moderat, yang bisa banyak diterima oleh segenap pihak,” pungkasnya.