Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menjadi sorotan publik internasional setelah bermain golf di Turnberry, Skotlandia, pada Sabtu, 26 Juli 2025, waktu setempat.
Trump ditemani putranya, Eric Trump, dan Duta Besar AS untuk Inggris, Warren Stephens, menikmati permainan di lapangan golf yang dimiliki keluarganya di pesisir barat daya Skotlandia.
Sementara di saat bersamaan, gelombang protes besar-besaran yang menolak kehadirannya meluas di berbagai kota di Inggris dan Skotlandia.
Trump tampak mengenakan pakaian serba hitam dan topi putih bertuliskan "USA", serta mengendarai mobil golf pribadi selama sesi bermain tersebut.
Ia bermain sembilan lubang di pagi hari, makan siang, lalu melanjutkan dengan sembilan lubang lagi. Sekitar sore hari, pengamanan perlahan dikendurkan, menandakan bahwa kunjungan golfnya telah usai.
Sementara itu, sekitar 160 kilometer dari Turnberry, ratusan demonstran berkumpul di depan Konsulat AS di Edinburgh.
Mereka mengekspresikan penolakan keras terhadap kehadiran Trump dan mengecam Perdana Menteri Inggris Keir Starmer yang baru-baru ini menandatangani kesepakatan dagang dengan AS. Para aktivis menyebut perjanjian itu sebagai bentuk penjilatan politik.
"Kami tidak ingin dia di sini," kata Anita Bhadani, penyelenggara protes dari kelompok Koalisi Hentikan Trump, seperti dimuat
CBC News.
Ia menyebut aksi yang dilakukan seperti karnaval perlawanan karena melibatkan berbagai kelompok, mulai dari aktivis lingkungan, pendukung Palestina, hingga simpatisan Ukraina.
Di antara demonstran muda, semangat penolakan pun tinggi. Amy White, remaja 15 tahun dari Edinburgh yang datang bersama orang tuanya, membawa papan bertuliskan “Kami tidak bernegosiasi dengan kaum fasis.”
"Begitu banyak orang di sini membencinya. Kami tidak terpecah belah oleh agama, ras, atau afiliasi politik, kami bersatu karena satu hal: kami tidak menginginkan Trump," tegas Amy.
Mark Gorman, warga Edinburgh berusia 63 tahun, mengaku datang karena kecewa berat pada Trump.
"Meskipun dia punya akar keluarga di Skotlandia, bagi kami dia tetap memalukan. Saya membenci semua yang dia perjuangkan," ujarnya.
Walau aksi protes kali ini tak sebesar unjuk rasa saat kunjungan Trump pada 2018, namun suasananya tetap lantang.
Teriakan “Trump Keluar!” menggema, diiringi suara bagpipe dan spanduk bertuliskan “Tidak ada karpet merah untuk diktator” dan “Hentikan Trump. Migran dipersilakan.” Bahkan seekor anjing ikut memamerkan spanduk kecil bertuliskan “Tidak ada camilan untuk tiran.”
Di sisi lain, beberapa kelompok sayap kanan menyerukan dukungan bagi Trump melalui media sosial, termasuk di Glasgow.
Trump dilaporkan akan bertemu dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen untuk membahas isu perdagangan. Namun, menurut sumber dekat, fokus utama tetap pada kegiatan golf dan promosi properti milik keluarganya.
Trump dan rombongan dijadwalkan mengunjungi lapangan golf kedua miliknya di Aberdeen, timur laut Skotlandia. Lapangan baru tersebut akan resmi dibuka bulan depan, dan keluarga Trump dijadwalkan melakukan seremoni pemotongan pita.
Pemerintah Skotlandia bahkan akan menggunakan dana publik untuk mendukung Kejuaraan Nexo 2025, yang rencananya digelar di lapangan milik Trump di Aberdeen.
“Pemerintah Skotlandia menyadari pentingnya acara golf dalam meningkatkan pariwisata dan ekonomi,” ujar Menteri Pertama Skotlandia, John Swinney.
Namun, suara kontra tetap menggema. Dalam sebuah protes di Aberdeen, anggota Parlemen Skotlandia Maggie Chapman menegaskan penolakannya.
"Kami berdiri dalam solidaritas, bukan hanya melawan Trump, tetapi juga semua nilai dan kebijakan yang dia wakili," tegasnya.
Trump telah lama berupaya menjadikan Turnberry sebagai tuan rumah British Open, namun usahanya belum membuahkan hasil sejak mengakuisisi properti tersebut pada 2014.
Dalam unggahan di media sosial hari Sabtu, Trump mengutip pegolf legendaris Gary Player yang menyebut Turnberry sebagai salah satu dari "Lima Lapangan Golf Terhebat" di dunia.
Meski begitu, ia sempat keliru mengeja nama kota tempat lapangan itu berada, momen kecil yang menjadi bahan lelucon para penentangnya.