Berita

Kejaksaan agung menetapkan tersangka tata kelola komoditi emas senilai 109 ton di PT Antam periode 2010-2021 pada Mei 2024/Ist

Hukum

Kejagung Diingatkan Tidak Spekulatif Hitung Potensi Kerugian Negara

SABTU, 26 JULI 2025 | 13:41 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Kejaksaan Agung (Kejagung) harus lebih hati-hati dalam menghitung kerugian negara sebuah kasus hukum, termasuk pada perkara cap lebur emas PT Aneka Tambang (Antam) Tbk.

Praktisi hukum Gatot Hadi Purwanto menyoroti berubahnya potensi kerugian negara kasus lebur emas, dari semula ditaksir mencapai Rp5,9 kuadriliun berubah menjadi Rp3,3 triliun sebagaimana dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Mei 2025 lalu.

Gatot mengurai secara yuridis, UU 31/1999 Jo UU 20/2001 mensyaratkan adanya perbuatan merugikan keuangan negara atau perekonomian negara sebagai unsur tindak pidana korupsi, khususnya dalam Pasal 2 dan Pasal 3.


Gatot menekankan, potensi kerugian tidak bisa dijadikan patokan secara hukum.

"Dalam praktik hukum pidana Indonesia, kerugian negara tidak bisa hanya bersifat potensi atau spekulatif. Ini ditegaskan MK dalam Putusan 25/PUU-XIV/2016 bahwa kerugian negara harus bersifat nyata (actual loss). Artinya, kerugian tersebut telah benar-benar terjadi dan terukur, bukan sekadar prediksi," kata Gatot dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 26 Juli 2026.

Dalam kasus Antam, jelas Gatot, angka Rp5,9 kuadriliun yang berubah menjadi Rp3,3 triliun di dakwaan adalah akumulasi praktik penyimpangan penjualan logam mulia yang tidak melalui prosedur resmi perusahaan. 

"Namun pertanyaannya, apakah angka ini mencerminkan kerugian negara yang aktual?" ujarnya. 

Jika nilai tersebut hanya dihitung dari selisih harga pasar dan estimasi potensi pajak tidak dibayarkan, maka secara hukum positif angka tersebut belum dapat dikualifikasi sebagai kerugian negara.

Apalagi, kata dia, jika tidak disertai bukti konkret bahwa uang tersebut benar-benar telah hilang dari kas negara atau kas BUMN.

"Ada perbedaan antara potensi kerugian (potential loss) dan kerugian aktual (actual loss). Dalam hukum kita, yang dapat membentuk tindak pidana korupsi hanyalah kerugian yang aktual dan pasti," urainya.

Ia juga mengingatkan penegasan Mahkamah Agung dalam berbagai putusannya, termasuk Putusan No 21 K/Pid.Sus/2009 bahwa unsur kerugian negara dalam tindak pidana korupsi harus dibuktikan dengan kerugian konkret yang ditetapkan lembaga berwenang, yakni BPK atau BPKP.

Dalam perjalanan kasusnya, PN Jakpus menjatuhkan vonis enam mantan pejabat Unit Bisnis Pengelolaan dan Pemurnian Logam Mulia (UBPPLM) PT Aneka Tambang (Antam)Tbk.

Keenam terdakwa yakni Tutik Kustiningsih, Herman, Iwan Dahlan, Dody Martimbang, Abdul Hadi Aviciena, dan Muhammad Abi Anwar.

Mereka didakwa melakukan atau turut serta melakukan korupsi secara sendiri-sendiri atau bersama-sama pada pengelolaan kegiatan usaha komoditas emas pada 2010-2022. Perbuatan ini didakwa telah menimbulkan kerugian negara Rp3,3 triliun.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya