Berita

Okta Kumala Dewi (Foto: Istimewa)

Politik

Produksi Obat Murah TNI Bukti Nyata Peduli Rakyat

KAMIS, 24 JULI 2025 | 09:39 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Langkah Kementerian Pertahanan menggandeng Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk memproduksi obat murah disambut baik Anggota Komisi I DPR Okta Kumala Dewi. 

Okta menilai kebijakan ini sebagai bentuk nyata kepedulian negara, terutama melalui institusi militer, terhadap keamanan masyarakat.

“Kita terbiasa melihat TNI di garis depan pertahanan. Tapi kini, mereka juga hadir di garis depan kemanusiaan, membantu rakyat melalui produksi obat murah yang berkualitas. Ini patut diapresiasi,” ujar Okta kepada wartawan, Kamis 24 Juli 2025. 


Produksi obat oleh laboratorium farmasi gabungan TNI AD, AL, dan AU yang kini tergabung dalam Farmasi Pertahanan Negara dinilai Okta sebagai langkah cerdas dan strategis. Apalagi, produk yang dihasilkan sudah melalui pengawasan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), memastikan obat-obatan tersebut aman, layak edar, dan sesuai standar.

“Harga obat yang tinggi telah lama menjadi keluhan masyarakat. Kehadiran obat berkualitas dengan harga yang jauh lebih murah bisa menjadi solusi konkret di tengah keterbatasan ekonomi dan akses kesehatan di daerah,” kata Okta.

Legislator PAN ini juga menyoroti pentingnya kebijakan ini dalam konteks yang lebih luas: yaitu bagian dari ketahanan nasional. Menurutnya, kemandirian di sektor farmasi tidak kalah penting dibanding ketahanan energi atau pangan.

“Ketergantungan terhadap obat impor itu berisiko. Dengan memproduksi sendiri, kita bisa memastikan pasokan tetap tersedia saat krisis global. Ini bukan hanya soal efisiensi, tapi bagian dari sistem pertahanan yang terintegrasi. Hari ini kita harus mengantisipasi segala bentuk potensi ancaman, salah satunya juga di bidang kesehatan ” katanya.

Namun begitu, Okta memberi catatan penting terkait distribusi. Ia berharap distribusi obat ini dilakukan secara merata hingga ke pelosok negeri, tidak hanya di kota-kota besar. Keberadaan Koperasi Merah Putih di desa-desa diharapkan menjadi ujung tombak pemerataan akses.

“Obat murah ini harus benar-benar bisa diakses masyarakat desa dan wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar). Ini akan jadi tolok ukur keberhasilan program,” tegasnya.

Okta juga mendorong agar inisiatif ini tidak berhenti di tahun ini saja, melainkan menjadi program berkelanjutan yang diperkuat melalui kolaborasi dengan lembaga riset, universitas, dan BUMN farmasi nasional.

Lebih dari sekadar kebijakan teknis, ia melihat inisiatif ini sebagai bukti bahwa Kemhan dan TNI mampu tampil sebagai representasi negara yang peduli dan responsif terhadap kebutuhan rakyat.

“TNI menunjukkan bahwa kekuatan mereka tidak hanya dalam menjaga kedaulatan, tetapi juga dalam merawat kehidupan. Obat murah ini adalah bentuk lain dari bela negara, melindungi rakyat dari ancaman kesehatan,” tandas anggota DPR dari Fraksi PAN ini.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya