PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (IDX: PGEO) bersama para petani kopi Kamojang menggelar panen bersama dan ekspor perdana Kopi Geothermal Kamojang.
Dirut PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, Julfi Hadi mengatakan, kegiatan panen bersama ini menjadi wujud nyata panas bumi tak hanya dimanfaatkan untuk pembangkitan listrik, melainkan juga mampu menggerakkan roda perekonomian desa dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
“Semangat para petani kopi di Kamojang menjadi inspirasi PGE untuk terus menghadirkan inovasi yang memberikan dampak jangka panjang bagi masyarakat," kata Julfi dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 22 Juli 2025.
Ia juga menegaskan komitmen PGE membangun ekosistem berkelanjutan untuk mendorong terciptanya ekonomi sirkular berbasis energi panas bumi, sekaligus agar pemanfaatan bisa dirasakan merata dan berkelanjutan oleh masyarakat.
Saat ini, PGE bermitra dengan 18 kelompok tani dan memberdayakan 312 petani kopi lokal dengan luas lahan mencapai 80 hektare di sekitar WKP PGE Kamojang melalui program 'Geothermal Coffee Process’ (GCP).
Sepanjang 2024, total penjualan mencapai 4,9 ton green beans, 640 kilogram roasted beans, dan 17.500 bungkus ground coffee, menghasilkan omzet sebesar Rp863,9 juta.
Lebih dari itu, panen bersama ini sekaligus menandai ekspor perdana kopi panas bumi dengan total volume ekspor mencapai 15 ton ke Asia dan Eropa.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso menambahkan, inovasi pemanfaatan teknologi untuk memberdayakan petani kopi hingga ke tingkat global dari PGE Pertamina Group sejalan dengan asta cita Presiden Prabowo, yakni memperkuat pembangunan teknologi.
“Inovasi untuk petani kopi juga bagian dari upaya Pertamina meningkatkan produk lokal ke tingkat global,” jelas Fadjar.
Adapun panen ini merupakan bagian dari hasil penerapan teknologi Geothermal Dry House yang dikembangkan PGE bersama petani sejak tahun 2018.
Melalui serangkaian pengamatan, riset, dan uji coba, teknologi ini lahir sebagai solusi atas tantangan geografis wilayah Kamojang. Memanfaatkan uap buangan dari
steam trap panas bumi sebagai sumber panas alternatif, Geothermal Dry House mempercepat proses pengeringan kopi secara efisien dan ramah lingkungan.
Inovasi ini telah memperoleh hak paten dan menjadi teknologi pertama di dunia yang secara langsung memanfaatkan energi panas bumi dalam pengolahan kopi.