Gubernur Banten Andra Soni (dua kiri) dalam lomba memasak berbasis kompor induksi/Ist
Dalam rangka mendorong penerapan gaya hidup ramah lingkungan berbasis energi bersih, PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Banten berkolaborasi dengan Pemerintah Provinsi Banten dan Tim Penggerak PKK menggelar kegiatan Electrifying Lifestyle Vaganza.
Kegiatan yang dihadiri Gubernur Banten Andra Soni itu, diisi dengan lomba memasak berbasis kompor induksi menggunakan bahan makanan Bergizi, Beragam, Seimbang, dan Aman (B2SA).
Hadir juga Ketua TP PKK Provinsi Banten, Tinawati Andra Soni, General Manager PLN UID Banten, Muhammad Joharifin, Sekretaris Daerah Provinsi Banten, Ketua Persatuan Istri Karyawan Karyawati (PIKK) PLN UID Banten, Lilian Joharifin, serta Srikandi PLN UID Banten.
Andra Soni dalam sambutannya menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan PLN untuk memperkuat pemahaman masyarakat terhadap transisi energi bersih.
“Pemerintah Provinsi Banten menyambut baik kegiatan ini. Kami berharap sinergi seperti ini bisa terus dilakukan untuk mendorong pemanfaatan energi bersih di berbagai sektor, termasuk rumah tangga dan UMKM,” ujar Andra dalam keterangan tertulis, Senin 21 Juli 2025.
Lebih lanjut, Andra Soni juga menyampaikan harapannya agar penggunaan kompor induksi dapat menjadi solusi jangka panjang dalam mengurangi emisi karbon di Provinsi Banten.
“Kompor induksi tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga lebih efisien dan aman. Ini sejalan dengan target kita menuju net zero emission pada 2060, sekaligus mendukung program prioritas daerah seperti ketahanan pangan dan pencegahan stunting,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, General Manager PLN UID Banten, Muhammad Joharifin, mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen PLN dalam mendukung program transisi energi di daerah.
“Electrifying Lifestyle Vaganza merupakan langkah nyata kami dalam mendorong masyarakat beralih ke peralatan listrik yang ramah lingkungan. Kompor induksi contohnya, memiliki efisiensi termal hingga 90 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan kompor gas,” jelas Joharifin.
Lebih lanjut, Joharifin menekankan dari segi biaya, kompor induksi bahkan lebih hemat. Untuk merebus satu liter air, kompor gas memerlukan biaya sekitar Rp170, sementara kompor induksi hanya sekitar Rp120.
Dengan demikian, kegiatan ini tidak hanya edukatif tetapi juga membuktikan bahwa gaya hidup hemat energi dan ramah lingkungan sangat mungkin diterapkan di tengah masyarakat.
“Kami siap mendukung program-program prioritas Pemprov Banten seperti Ketahanan Pangan, Sekolah Rakyat, hingga Swasembada Energi melalui berbagai inisiatif elektrifikasi,” pungkasnya.