Seorang pemuda berusia 21 tahun yang merupakan warga negara Amerika Serikat tewas setelah diduga dipukuli oleh pemukim Israel dalam sebuah konfrontasi di desa Sinjil, wilayah Tepi Barat yang diduduki.
Insiden tragis ini kembali memicu sorotan terhadap impunitas pemukim Israel serta kritik tajam terhadap kebijakan luar negeri AS yang dinilai berat sebelah.
Korban bernama Sayfollah Musallet, lahir di Florida, sedang mengunjungi keluarganya di Palestina ketika insiden pemukulan terjadi.
Kematian Musallet telah dikonfirmasi oleh seorang pejabat kota Sinjil dan juga oleh kerabatnya. Seorang juru bicara Kedutaan Besar AS di Yerusalem turut membenarkan kabar duka tersebut.
"Dia baru saja datang untuk bertemu keluarga. Kami tidak pernah menyangka kunjungan damai ini akan berakhir seperti ini," ujar salah satu kerabat Musallet, seperti dimuat
NPR pada Minggu, 13 Juli 2025.
Militer Israel mengonfirmasi adanya konfrontasi antara warga Palestina dan sekelompok pemukim Israel, dan menyatakan bahwa mereka sedang menyelidiki laporan tentang kematian seorang warga sipil Palestina.
Namun hingga kini, belum ada pelaku yang ditangkap atau didakwa.
Insiden ini menambah panjang daftar serangan yang dilakukan oleh pemukim Israel terhadap warga Palestina, termasuk mereka yang memiliki kewarganegaraan ganda, di tengah meningkatnya ketegangan sejak serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 lalu.
Sejak saat itu, lebih dari 55.000 warga Palestina dilaporkan tewas akibat respons militer Israel, termasuk lebih dari separuh korban yang merupakan perempuan dan anak-anak.
Di tengah meningkatnya ketegangan dan kekerasan, Departemen Kehakiman AS ikut menjadi sorotan. Sejumlah pengacara internal mengecam sikap lembaga tersebut yang dinilai gagal menyelidiki dugaan kejahatan perang oleh Israel secara adil.
Kritik juga mengarah kepada kebijakan luar negeri AS yang terus mendanai operasi militer Israel. Pada bulan lalu, pemerintahan mantan Presiden Donald Trump menyetujui alokasi dana sebesar 30 juta dolar AS untuk program yang mendukung kontrol Israel atas pasokan makanan di Gaza, langkah yang oleh PBB disebut sebagai bagian dari "jebakan maut".
Ketegangan antara Israel dan Palestina masih terus berlangsung, dengan perundingan gencatan senjata yang hingga kini belum mencapai titik temu. Sementara itu, krisis kemanusiaan di Gaza semakin memburuk di tengah blokade dan serangan udara tanpa henti.