Berita

Iklim bisnis Indonesia berpotensi terdampak gejolak ekonomi Amerika Serikat

Dunia

Ratusan Perusahaan AS Bangkrut, Indonesia Was-Was

JUMAT, 04 JULI 2025 | 15:01 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Ekonomi Amerika Serikat (AS) bergejolak usai dihantam gelombang kebangkrutan ratusan perusahaan sepanjang tahun 2025. Dihimpun dari berbagai sumber, setidaknya ada 286 perusahaan terkemuka di AS pailit.

Menurut ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, kondisi AS tersebut berpotensi memberikan dampak negatif bagi perekonomian Indonesia. Apa yang terjadi di AS tidak terlepas dari kebijakan tarif resiprokal yang dikenakan Presiden Donald Trump terhadap sejumlah negara mitra.

“AS mengalami deindustrialisasi sejak lama. Kebijakan tarif Presiden Donald Trump, yang diharapkan membantu, justru makin memperburuk situasi,” kata  Wijayanto kepada RMOL, Jumat, 4 Juli 2025.


Wijayanto menyoroti nasib Del Monte, salah satu dari ratusan perusahaan AS yang mengajukan pailit. Perusahaan yang memiliki fasilitas produksi di Indonesia itu ikut terancam menghadapi gangguan bisnis.

“Del Monte punya operasi di Indonesia, tentu saja akan berdampak bagi ekonomi kita, kendatipun dengan brand lain” ujarnya.

Di sisi lain, kondisi manufaktur Indonesia sendiri tengah memasuki fase kritis. Data Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur dalam negeri tercatat turun tiga bulan beruntun ke level 46,9 pada Juni 2025. 

Kondisi ini, menurut Wijayanto, mengindikasikan adanya tren deindustrialisasi yang sedang dialami Indonesia.

“PMI kita anjlok dan menjadi berita yang sangat buruk. Dikhawatirkan ini akan berdampak pada supply lapangan kerja formal, pada saat yang bersamaan menekan penerimaan pajak yang saat ini sedang limbung (tidak stabil),” kata Wijayanto.

Penyusutan sektor manufaktur terhadap PDB Indonesia bisa terjadi lewat beberapa fenomena yang sudah mulai terlihat jelas, seperti perusahaan dalam negeri enggan ekspansi, gulung tikar, lebih memilih investasi di luar negeri, hingga seretnya investasi asing ke sektor manufaktur.

“Tanpa respons cepat dan tepat, pertumbuhan ekonomi akan makin terpuruk, dan target 5 persen makin jauh dari kenyataan,” tandasnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya