Berita

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis, 3 Juli 2025/RMOL

Bisnis

Airlangga Pede Tarif Resiprokal AS ke Indonesia Lebih Kecil dari Vietnam

KAMIS, 03 JULI 2025 | 22:53 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Tarif resiprokal yang diterapkan Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia diyakini akan lebih rendah dibanding negara lain di Asia. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, saat ini AS menerapkan tarif sebesar 20 persen untuk produk asal Vietnam, sedangkan barang dari negara lain yang masuk melalui Vietnam dikenai tarif 40 persen.

“Kalau Vietnam 20-40 persen. Kita tentu berharap bisa lebih baik dari itu,” kata Airlangga dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis, 3 Juli 2025.


Saat ini Indonesia masih dalam proses negosiasi. Airlangga menyebut, tarif yang berlaku bagi Indonesia masih 32 persen dan belum ada kesepakatan final.

Pemerintah pun terus memperjuangkan tarif yang lebih rendah agar produk Indonesia lebih kompetitif di pasar AS.

Sebagai bagian dari negosiasi, Indonesia menawarkan kerja sama perdagangan dan investasi senilai 34 miliar Dolar AS atau sekitar Rp550 triliun. Jumlah itu jauh melebihi defisit perdagangan AS terhadap Indonesia yang mencapai 19 miliar Dolar AS.

Trade defisit Amerika ke Indonesia itu 19 miliar dolar AS, tapi kita offer pembelian ke mereka 34 miliar dolar AS,” jelas Airlangga.

Hingga kini, baru tiga negara yang mencapai kesepakatan tarif dengan AS, yakni Inggris, Vietnam, dan China. Khusus China, kesepakatan masih bersifat sementara selama 90 hari.

Adapun tenggat negosiasi tarif akan berakhir pada 9 Juli 2025, bersamaan dengan habisnya masa penundaan tarif oleh Presiden AS, Donald Trump.  

Delegasi Indonesia sendiri telah berada di Washington, D.C bersama delegasi negara-negara lain seperti India, Jepang, Uni Eropa, Vietnam, dan Malaysia untuk melakukan negosiasi tersebut.

“Indonesia menunjukkan sangat serius untuk merespons tarif ini dengan memasukkan (proposal) secara tertulis, sudah dibahas dengan Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR), Secretary of Commerce, maupun Secretary of Treasury," tandasnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya