Berita

Pentagon/Net

Dunia

Pentagon Klaim Serangan AS Lumpuhkan Situs Nuklir Iran Hingga Dua Tahun

KAMIS, 03 JULI 2025 | 11:25 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Departemen Pertahanan Amerika Serikat (Pentagon) mengklaim bahwa serangan udara besar-besaran yang dilakukan terhadap fasilitas nuklir Iran pada 22 Juni lalu berhasil menurunkan kemampuan program nuklir Teheran hingga dua tahun ke depan. 

Pernyataan tersebut disampaikan oleh juru bicara Pentagon, Sean Parnell, dalam konferensi pers pada Rabu waktu setempat, 2 Juli 2025.

"Kami telah menurunkan program mereka selama satu hingga dua tahun, setidaknya penilaian intelijen di dalam Departemen (Pertahanan) menilai hal itu," kata Parnell kepada wartawan, seperti dimuat Reuters.


Pernyataan ini menandai pergeseran dari penilaian awal yang lebih hati-hati yang sempat bocor ke publik, yang memperkirakan dampak serangan hanya memperlambat program Iran selama beberapa bulan. 

Pentagon kini menegaskan bahwa fasilitas-fasilitas nuklir utama Iran, termasuk situs Fordo yang dijadikan target utama, telah dihancurkan sepenuhnya.

Serangan tersebut dilakukan dengan pesawat pengebom strategis dan melibatkan penggunaan lebih dari selusin bom penghancur bunker berbobot 30.000 pon (sekitar 13.600 kilogram), serta lebih dari dua lusin rudal jelajah Tomahawk. 

Target utama serangan adalah tiga fasilitas nuklir bawah tanah yang disebut sebagai komponen kunci dalam program pengayaan uranium Iran.

"Semua intelijen yang telah kami lihat (telah) membuat kami percaya bahwa Iran,  khususnya fasilitas-fasilitas itu, telah dihancurkan sepenuhnya," tambah Parnell.

Namun, efektivitas serangan tersebut masih menjadi perdebatan di kalangan komunitas internasional. Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, dalam pernyataannya akhir pekan lalu, menyebut bahwa Iran masih memiliki kapasitas untuk memproduksi uranium yang diperkaya dalam hitungan bulan, meski ada kerusakan signifikan.

Sebagian pengamat juga menilai Iran mungkin telah memindahkan sebagian cadangan uranium tingkat tinggi mereka sebelum serangan dilakukan. 

Meskipun begitu, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth membantah adanya laporan intelijen yang menunjukkan langkah semacam itu dari pihak Iran.

Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi mengonfirmasi bahwa serangan terhadap situs Fordow menyebabkan kerusakan parah, namun tidak merinci sejauh mana kemampuan nuklir negaranya terganggu.

"Tidak seorang pun tahu persis apa yang terjadi di Fordow. Meski begitu, yang kami ketahui sejauh ini adalah bahwa fasilitas tersebut telah rusak parah dan parah," ujar Araqchi dalam wawancara dengan CBS News, Selasa 1 Juli 2025.

Meskipun pernyataan resmi Pentagon memberi sinyal keberhasilan operasi militer, para analis memperingatkan bahwa dampak jangka panjang terhadap kemampuan nuklir Iran masih harus ditinjau secara mendalam, terlebih jika Teheran memutuskan untuk mempercepat pemulihan fasilitas mereka secara rahasia.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya