Berita

Ilustrasi/RMOL

Bisnis

Trump Kembali Paksa The Fed Turunkan Suku Bunga

SELASA, 01 JULI 2025 | 10:41 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Presiden AS Donald Trump kembali menekan Federal Reserve (The Fed), agar segera menurunkan suku bunga.

Pada Senin, 30 Juni 2025 Waktu setempat,  Trump mengirim catatan kepada Ketua The Fed, Jerome Powell, yang berisi daftar suku bunga dari berbagai negara. Di dalamnya, Trump menulis dengan tangan bahwa suku bunga AS seharusnya berada di antara suku bunga Jepang (0,5 persen) dan Denmark (1,75 persen). Ia juga menambahkan komentar bahwa Powell "seperti biasa, terlambat."

“Turunkan suku bunga banyak-banyak. Ratusan miliar dolar hilang,” tulis Trump dalam catatannya, seperti dikutip dari Reuters.


“Menjadi bankir sentral di AS itu mudah tapi bergengsi, dan mereka gagal. Kita seharusnya hanya membayar bunga 1 persen, atau bahkan lebih rendah!” tambahnya.

Pernyataan Trump ini menuai sorotan karena suku bunga 1 persen di masa lalu biasanya terjadi saat ekonomi AS sedang lemah, mengalami resesi, atau saat inflasi sangat rendah.

Komentar Trump juga dinilai membingungkan karena ia mencampuradukkan antara suku bunga jangka pendek yang ditetapkan langsung oleh The Fed, dan suku bunga pasar obligasi, yang ditentukan investor berdasarkan kondisi ekonomi, inflasi, dan stabilitas politik.

Saat ini, The Fed enggan menurunkan suku bunga yang berada di kisaran 4,25–4,5 persen karena  pengangguran masih rendah, dan inflasi masih berada di atas target 2 persen.


Pejabat The Fed khawatir pemotongan suku bunga terlalu cepat bisa memicu inflasi baru, apalagi dengan kebijakan tarif dagang yang dirancang pemerintahan Trump.

Pada hari yang sama, pejabat The Fed tetap menyuarakan kekhawatiran itu. Di sisi lain, Menteri Keuangan Scott Bessent mulai mempertimbangkan siapa pengganti Powell setelah masa jabatannya berakhir pada Mei 2026.

Trump sendiri tidak bisa langsung memecat Powell hanya karena perbedaan pandangan kebijakan. Tapi pekan lalu, ia secara terbuka mendesaknya untuk mundur.

Bessent mengatakan pemerintah lebih memilih proses pergantian yang normal, bukan menunjuk "ketua bayangan" atau upaya lain untuk menekan The Fed.

“Ada satu kursi yang akan kosong pada Januari, dan kami mempertimbangkan agar orang yang mengisinya nanti bisa menjadi Ketua The Fed saat Powell mundur,” kata Bessent kepada Bloomberg TV.

Saat ini, masa jabatan Gubernur Fed Adriana Kugler akan habis Januari 2026. Bessent mengatakan kemungkinan besar penggantinya akan dicalonkan pada Oktober atau November 2025, dan tinggal menunggu persetujuan Senat.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Usut Tuntas Bandara Ilegal di Morowali yang Beroperasi Sejak Era Jokowi

Senin, 24 November 2025 | 17:20

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

UPDATE

Duka Banjir di Sumatera Bercampur Amarah

Jumat, 05 Desember 2025 | 06:04

DKI Rumuskan UMP 2026 Berkeadilan

Jumat, 05 Desember 2025 | 06:00

PIER Proyeksikan Ekonomi RI Lebih Kuat pada 2026

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:33

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

Kemenhut Cek Kayu Gelondongan Banjir Sumatera Pakai AIKO

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:00

Pemulihan UMKM Terdampak Bencana segera Diputuskan

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:35

Kaji Ulang Status 1.038 Pelaku Demo Ricuh Agustus

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:28

Update Korban Banjir Sumatera: 836 Orang Meninggal, 509 Orang Hilang

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:03

KPK Pansos dalam Prahara PBNU

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:17

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Selengkapnya