Berita

Orang Utan Kalimantan/Ist

Nusantara

Krisis Habitat Satwa, PalmCo Komitmen Rehabilitasi Orang Utan di Kalimantan

SENIN, 30 JUNI 2025 | 11:26 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Rehabilitasi Orang Utan Kalimantan yang terancam punah di tengah ancaman krisis habitat satwa liar di hutan tropis menjadi perhatian Holding Perkebunan PTPN III (Persero) melalui Sub Holding PTPN IV PalmCo.

Melalui kemitraan dengan lembaga konservasi yaitu Borneo Orang Utan Survival Foundation (BOSF), PalmCo mendukung proses rehabilitasi penuh bagi sejumlah Orang Utan, yang bernama Oka, Christina, dan Zahri.

Ketiganya merupakan individu Orang Utan yang ditemukan dalam kondisi memprihatinkan, sebagian merupakan korban pemeliharaan ilegal, perdagangan, hingga perampasan habitat. 


Setelah melalui proses panjang, kini ketiganya menunjukkan kemajuan signifikan dan tengah memasuki tahap akhir sebelum kembali ke hutan bebas.

“Langkah ini adalah salah satu bagian dari komitmen kami untuk menjadikan keberlanjutan sebagai aksi nyata yang berdampak pada lingkungan dan spesies asli Indonesia,” ujar Direktur Utama PTPN IV Palmco Jatmiko Santosa  dalam keterangan tertulisnya, Senin 30 Juni 2025.

Ia menambahkan bahwa pelestarian spesies seperti Orang Utan harus dipandang sebagai bagian dari tanggung jawab ekologis perusahaan, bukan sekadar kegiatan filantropi.

Program konservasi yang didukung PalmCo bersama Foundation mencakup tahapan panjang dan kompleks. Orang Utan seperti Oka dan Christina harus menjalani karantina, pemeriksaan medis, hingga proses rehabilitasi yang dikenal sebagai Sekolah Hutan. 

Di sinilah mereka diajarkan kembali cara memanjat, mencari makanan alami, mengenali bahaya, dan hidup mandiri. Proses ini bisa memakan waktu hingga delapan tahun, sebelum mereka benar-benar siap untuk dilepasliarkan ke habitat alami yang aman dan terlindungi.

Ke depan, PalmCo juga tengah menyiapkan dukungan lanjutan terhadap inisiatif konservasi dan restorasi habitat bekerjasama Kembali dengan BOS Foundation. 

"Kolaborasi dengan lembaga konservasi ini diharapkan menjadi model yang bisa direplikasi oleh pelaku industri lain bahwa antara produksi dan pelestarian, tak perlu ada dikotomi," demikian Jatmiko.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya