Berita

Analis Politik dan Militer Universitas Nasional (UNAS), Selamat Ginting (tangkapan layar/RMOL)

Politik

Empat Tokoh Ini Dinilai jadi Penentu Pemakzulan Gibran

JUMAT, 27 JUNI 2025 | 19:59 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Suasana kebatinan Presiden Prabowo Subianto dengan tiga pentolan partai politik diduga sebagai faktor DPR tak membacakan surat pemakzulan Gibran Rakabuming Raka dari jabatan Wakil Presiden (Wapres), dalam Sidang Paripurna kemarin.

Analisis itu disampaikan Analis Politik dan Militer Universitas Nasional (UNAS), Selamat Ginting, dalam podcast Madilog yang disiarkan kanal Youtube Forum Keadilan TV, Kamis kemarin, 26 Juni 2025.

"Menurut saya yang bisa menentukan sekurang-kurangnya ada empat tokoh," ujar Selamat dikutip Kantor Berita Politik dan Ekonomi RMOL, Jumat, 27 Juni 2025.


Selamat menjelaskan, dinamika politik dalam negeri dan luar negeri belakangan ini membuat Presiden Prabowo tidak bisa menambah persoalan baru.

Apalagi menurutnya, tidak lama setelah Presiden Prabowo pulang dari kunjungan kerja Rusia, eskalasi konflik Timur-Tengah kembali meningkat. Dimana, Israel kembali menyerang Iran, dan beberapa kali Presiden Prabowo memanggil para menterinya membahas pasti politik global.

"Jadi tentu saja DPR itu tidak bisa ujuk-ujuk ya kira-kira, tiba-tiba, sekonyong-konyong membacakan hal itu (surat pemakzulan Gibran yang diajukan Forum Prajurit Purnawirawan TNI). Jadi suasana kebatinan Presiden tentu dibaca juga oleh elite-elite partai," ungkapnya.

Namun, Selamat memperkirakan ada tiga elite parpol besar nasional selain Presiden Prabowo yang juga Ketua Umum Partai Gerindra, turut mempengaruhi sikap DPR menunda pembacaan surat pemakzulan Gibran.

"Yang bisa sangat menentukan yaitu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang juga Presiden, kedua tentu saja Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati," urai Selamat.

"Kemudian yang ketiga adalah tokoh Partai Demokrat atau mantan Presiden Pak SBY, jadi ada dua mantan Presiden. dan yang keempat saya kira salah satu penentunya adalah Surya Paloh Partai Nasdem," bebernya.

Oleh karena itu, Selamat meyakini empat pentolan parpol-parpol besar Indonesia itu masih berkutat pada satu hal jika Gibran dimakzulkan melalui parlemen.

"Nah ini menurut saya belum ada kesepakatan diantara keempatnya, sehingga belum terjadi apa yang diharapkan atau anti klimaks," demikian Selamat menambahkan.

Populer

Gagal Tunjukkan Ijazah Asli Jokowi, Dirtipidum Kalah Telak

Rabu, 09 Juli 2025 | 17:57

Ijazah Asli Alumni UGM 1985 dengan Milik Jokowi Bedanya Mencolok

Senin, 14 Juli 2025 | 19:44

Ini Susunan Pengurus Besar Ikatan Alumni PMII Periode 2025-2030

Senin, 14 Juli 2025 | 01:52

Kalau Ada yang Tak Tumbuh dari Bawah Pasti Bukan PMII, Itu HMI!

Senin, 14 Juli 2025 | 04:50

Alasan Jokowi Tak Hadir Gelar Perkara Khusus Ijazah Palsu di Bareskrim

Rabu, 09 Juli 2025 | 14:02

Pemecatan Beathor di BP Taskin Pertegas Kepalsuan Ijazah Jokowi

Minggu, 06 Juli 2025 | 10:01

Rakyat Tak Perlu Keluh Kesah Jokowi soal Ijazah Palsu

Selasa, 15 Juli 2025 | 17:33

UPDATE

Integrasi Industri Sawit dan Pendidikan Penting Buat Topang Ekonomi

Rabu, 16 Juli 2025 | 03:13

Anas Urbaningrum Ajak Cak Imin Ngopi

Rabu, 16 Juli 2025 | 02:48

Industri Sawit Mainkan Peran Penting Pertumbuhan Ekonomi

Rabu, 16 Juli 2025 | 02:08

DPD Dorong Pemerintah Revisi PP Penataan Ruang

Rabu, 16 Juli 2025 | 01:44

Trump Resmi Pangkas Tarif Indonesia Jadi 19 Persen

Rabu, 16 Juli 2025 | 01:15

Akses Air Minum Aman masih jadi Tantangan di Indonesia

Rabu, 16 Juli 2025 | 00:40

LaNyalla Optimistis Jatim Mampu Turunkan Pengangguran Terbuka

Rabu, 16 Juli 2025 | 00:17

Kader HMI Tak Perlu Baper dengan Candaan Cak Imin

Selasa, 15 Juli 2025 | 23:41

Kesepakatan Tarif RI-AS Tercapai, Trump Komunikasi Langsung ke Prabowo

Selasa, 15 Juli 2025 | 23:10

IKA PMII Dukung Polda Banten Tahan Konten Kreator Mahesa

Selasa, 15 Juli 2025 | 22:52

Selengkapnya