Berita

Ketua Komisi I DPR 2010-2017 Mahfuz Sidik/Ist

Politik

Serang Instalasi Nuklir Iran

Trump dan Netanyahu Muluskan Jalan Membentuk Israel Raya

RABU, 25 JUNI 2025 | 18:45 WIB | LAPORAN: ADITYO NUGROHO

Ketua Komisi I DPR 2010-2017 Mahfuz Sidik menegaskan, bahwa keterlibatan Amerika Serikat (AS) membantu Israel menyerang Iran sebagai upaya pengalihan perhatian dunia terhadap tragedi kemanusian yang terjadi di Gaza, Palestina. 

Serangan itu dinilai Mahfuz juga sebagai jalan memuluskan rencana pembentukan negara Israel Raya.

Hal itu disampaikannya dalam Catatan Demokrasi tvOne bertajuk 'Lindungi Israel, Amerika Malah Dirudal Iran! pada Selasa malam, 24 Juni 2025.


"Menurut saya Perang dunia III masih jauh. Tetapi, kalau tragedi kemanusian yang sangat kelam abad ini, yaitu genosida di Gaza Palestina yang dilakukan rezim Zionis Israel dan didukung oleh Amerika akan terus berlangsung dan semakin kelam," kata Mahfuz dalam keterangannya yang dikutip redaksi, Rabu, 25 Juni 2025.

Menurut dia, penyerangan tiga instalasi nuklir Iran oleh AS, merupakan keberhasilan Perdana Menteri (PM) Israel Benyamin Netanyahu menyeret Negeri Paman Sam itu masuk dalam perang Iran-Israel.

"Karena dengan cara itulah dia semakin percaya diri dan kekuasaannya masih akan berlanjut. Terbukti setelah kasus penyerangan Amerika ke Iran, polling terhadap Netanyahu di dalam negerinya, tingkat kepercayaannya semakin meningkat," jelasnya.

Sehingga, lanjut dia, Zionis Israel akan semakin brutal dalam melakukan tragedi kemanusiaan di Gaza, Palestina.  Karena Presiden AS Donald Trump dan PM Israel Netanyahu memiliki agenda politik dan ambisi yang sama untuk mengosongkan Gaza dari warga Palestina.

"Artinya apa? Israel dan Amerika punya agenda politik  dan ambisi yang sama. Dan kalau hari ini, Amerika menyerang tiga instalasi nuklir Iran itu sebenarnya adalah untuk memuluskan kepentingan Israel zionisme berjalan lancar. Sebab, Iran adalah poros perlawanan yang belum dihancurkan," ujarnya.

Sekjen Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia ini berpandangan bahwa perang Iran-Israel sebenarnya adalah satu 'switch' yang sengaja dimainkan untuk mengalihkan perhatian publik secara internasional terhadap 'core isu' sebenarnya. Yakni tragedi kemanusiaan yang terjadi di Gaza, Palestina. 

"Hari ini dan mungkin satu dua minggu ke depan, kita masih sibuk bicara tentang konflik Israel-Iran dan kemungkinan Perang Dunia III dengan segala macam skenarionya. Itu hanya untuk mengalihkan perhatian publik dunia dari 'Core isu' aktual, yaitu konflik antara Palestina-Israel dan tragedi kemanusian di Gaza," jelasnya lagi.

Pecahnya konflik Iran-Israel dan keterlibatan Amerika dalam perang tersebut, sengaja dimainkan isu kepemilikan senjata nuklir oleh Iran, karena Iran dianggap menjadi penghalang bagi Netanyahu dan pemerintah Zionis dalam membangun Israel Raya. 

"Sekarang ini poros perlawanan tinggal Iran. Suriah  sudah ditaklukkan dengan pergantian rezim. Hizbullah sudah porak poranda, dan Houthi tidak perlu dikhawatirkan, karena sangat kecil. Kalau Iran digempur habis-habisan hingga luluh lantak oleh Israel dan Amerika. Maka tidak penghalang apapun bagi Israel untuk melanjutkan semua ambisi politiknya," ungkapnya.

Ia menegaskan, di saat masyarakat dunia mempunyai empati kolektif terhadap nasib bangsa Palestina atas dasar isu kemanusiaan, upaya untuk menguasai Palestina dan merealisasikan Israel Raya tidak bisa diwujudkan, disamping Iran juga belum bisa ditaklukkan.

"Isu konflik-Palestina dan yang terjadi di Gaza sekarang ini telah menjelma menjadi kesadaran publik, bukan soal kebencian agama, tapi sudah menjadi isu politik dan kemanusiaan," tegasnya.

"Kalau itu soal agama,  bagaimana kita menjelaskan begitu banyak orang-orang Yahudi yang turun demo di Amerika Serikat, bukan hanya di New York , tapi di banyak Kota di Amerika, termasuk di Eropa. Mereka menentang apa yang dilakukan oleh Netanyahu. Mereka Yahudi loh, dengan jenggot yang panjang-panjang dan jubah khasnya, tapi mereka menentang Netanyahu," sambungnya.

Namun, Mahfuz menilai PM Israel Benjamin Netanyahu akan terus melanjutkan operasi militernya tidak hanya di Gaza, tapi juga di Tepi Barat, sampai semua wilayah Palestina dikuasainya dan negara Israel Raya terwujud. 

"Jadi fokus Israel tidak hanya Gaza saja, tapi juga Tepi Barat sampai seluruh wilayah Palestina dikuasai. Dan Iran dianggap penghalang yang belum bisa ditaklukkan. Menyeret Amerika masuk ke dalam perang adalah keberhasilan Netanyahu untuk menghancurkan Iran," pungkasnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya