Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Ekonomi Terseret Imbas Perang Iran-Israel, Rial Yaman Sempat Terjun Bebas

SELASA, 24 JUNI 2025 | 14:38 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Konflik bersenjata antara Iran dan Israel mulai menyeret perekonomian negara-negara kawasan, termasuk Yaman. Nilai tukar mata uang lokal, Rial Yaman, semakin terpuruk akibat eskalasi geopolitik yang makin panas.

Mengutip laporan Yemen Online, Selasa 24 Juni 2025, nilai tukar Dolar AS sempat menembus 2750 rial Yaman di kurs pasar lokal, atau senilai Rp185 ribu, saat perang berkecamuk pekan lalu. 

Meski telah sedikit menurun, depresiasi mata uang negara ini terus memburuk, yang diperparah oleh lonjakan harga bahan bakar dan kekhawatiran inflasi yang meluas.


Kondisi ini memaksa Perdana Menteri Salem bin Braik mengumumkan rencana darurat 100 hari guna menyelamatkan ekonomi. Fokus utama kebijakan itu adalah menjaga pembayaran gaji pegawai negeri dan stabilisasi harga kebutuhan pokok.

Pemerintah juga resmi menaikkan harga bahan bakar, dengan tambahan biaya hingga 1 dolar AS per 20 liter bensin dan solar. 

"Ini menandai kenaikan harga bahan bakar keempat tahun ini, menambah tekanan pada konsumen Yaman yang sudah terbebani," demikian laporan media lokal negara itu.

Dengan lebih dari 95 persen kebutuhan pokok diimpor dari luar negeri, setiap lonjakan biaya logistik atau premi asuransi akan langsung berdampak pada harga domestik. 

Ekonom Rashid Al-Ansi menyebut harga pangan, bahan bakar, dan barang esensial lainnya melonjak tajam karena nilai tukar yang jeblok serta ketegangan kawasan yang kian memanas.

Aliran mata uang asing pun terancam menyusut akibat kekhawatiran penduduk yang ramai-ramai menukar tabungan ke dolar atau emas.

"Tidak seperti negara-negara tetangga, Yaman tidak memiliki ruang fiskal dan fleksibilitas kebijakan untuk menyerap guncangan tersebut," kata ekonom tersebut.

Sementara, ekonom lainnya, Fares Al-Najjar menambahkan bahwa potensi anjloknya remitansi, sumber utama mata uang asing Yaman menjadi pukulan tambahan, karena mengurangi kemampuan bank sentral untuk menstabilkan pasar. 

Sementara itu, pemerintah, katanya, juga kesulitan mendanai layanan dasar seperti listrik di Aden dan air bersih di Taiz.

Kekhawatiran terbesar para ahli adalah dampak konflik terhadap jalur perdagangan laut. Jika ketegangan militer meluas ke Laut Merah atau Teluk Aden, kawasan perairan sekitar Yaman bisa dicap sebagai zona berisiko tinggi. 

Biaya asuransi dan pengiriman diperkirakan bisa melonjak hingga 300 persen, yang bukan hanya menghambat impor tapi juga melumpuhkan ekspor minyak, yang menjadi sumber terakhir Yaman untuk mendapatkan mata uang asing.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya