Berita

Kolase bendera Israel dan Iran/Ist

Publika

Konflik Iran-Israel Semakin Panas

OLEH: NURMADI H. SUMARTA*
SELASA, 24 JUNI 2025 | 01:15 WIB

BARU saja Parlemen Republik Islam Iran pada Minggu 22 Juni 2025 telah menyetujui usulan penutupan Selat Hormuz bagi seluruh kegiatan pelayaran menyusul serangan Amerika Serikat (AS) terhadap fasilitas nuklir Iran.

Selat Hormuz merupakan salah satu jalur laut yang paling penting bagi lalu lintas pasokan minyak dunia.

Presiden AS Donald Trump pada Minggu pagi menyatakan bahwa militer AS telah melancarkan serangan terhadap tiga fasilitas nuklir Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan.


Serangan tersebut terjadi di tengah eskalasi menyusul serangan militer Israel, yang didukung AS, terhadap Iran sejak 13 Juni lalu, yang memicu serangan balasan dari Teheran.

Bahkan Menteri Perkapalan Yunani, Vassilis Kikilias, mengingatkan bahwa penutupan Selat Hormuz, yang dikhawatirkan terjadi jika ketegangan bersenjata antara Iran dan Israel meningkat, akan berdampak pada ekonomi global.

Kikilias mencatat dampak ekonomi global yang serius jika Iran menutup jalur laut tersebut. 

Jika Selat Hormuz ditutup -- yang merupakan skenario terburuk -- hal itu akan memengaruhi seluruh ekonomi global, bukan hanya sektor pelayaran.

Ekonomi global bisa runyam. Hampir 90 persen perdagangan global bergantung pada jalur laut, dan pengalihan rute kapal melalui Afrika untuk mencapai tujuan utama di Asia, Eropa dan Amerika Serikat akan sangat mengganggu rantai pasok global. 

Faktor geopolitik inilah yang mempengaruhi persepsi pasar yang terbentuk dari sentimen dan situasi politik yang tidak menentu. Dalam melihat gejolak harga minyak ini tidak bisa berkaca pada sisi supply dan demand saja.

Setelah serangan itu, harga minyak tercatat naik mencapai  75 dolar AS per barel dan merupakan yang tertinggi sepanjang tahun ini. 

Minyak termasuk komoditas yang sensitif dan volatile terhadap isu geopolitik. 

Harga minyak telah naik sekitar 7-10 persen dalam beberapa hari terakhir dan bisa melonjak lagi akibat ketegangan bersenjata antara Iran dan Israel.

Keterlibatan Amerika juga akan memicu sentimen Rusia, RRC dan berbagai negara besar Eropa yang bisa membuat konflik meluas menuju PD 3. 

Bahkan Rusia siap memasok senjata nuklir ke Iran. Ini ancaman serius dan bisa menjadi malapetaka dunia.

*Penulis adalah Pemerhati Sosial dan Ekonomi/Dosen FEB Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta



Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya