Berita

Menteri Pertahanan Pete Hegseth dan Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Dan Caine berbicara dalam konferensi pers di Pentagon di Washington/Net

Dunia

Pentagon Gunakan 14 Bom Penghancur Bunker untuk Menyerang Nuklir Iran

SENIN, 23 JUNI 2025 | 11:23 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Militer Amerika Serikat mengonfirmasi bahwa pihaknya menggunakan 14 bom penghancur bunker jenis GBU-57 dalam serangan udara besar-besaran yang menargetkan situs-situs nuklir utama Iran. 

Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Dan Caine dalam konferensi pers pada pada Senin, 23 Juni 2025. 

"Empat belas bom GBU-57 telah dijatuhkan dengan presisi tinggi pada dua dari tiga fasilitas nuklir utama Iran," ujar Caine, seperti dimuat Associated Press.


Dia percaya diri bahwa daya ledak yang dihasilkan belasan bom penghancur bunker tersebut mampu merusak fasilitas nuklir Iran yang selama ini dianggap sebagai ancaman oleh Amerika Serikat.

"Kami yakin serangan ini secara signifikan merusak infrastruktur bawah tanah yang digunakan untuk pengayaan uranium," tegasnya.

Presiden AS Donald Trump pada Minggu, 22 Juni 2025 mengumumkan keterlibatan langsung militer AS dalam konflik antara Israel dan Iran, menargetkan fasilitas nuklir di Natanz, Isfahan, dan Fordow. Dia menyebut operasi militer itu sebagai langkah tegas dalam membela stabilitas regional. 

“Iran harus mengerti bahwa kami tidak akan membiarkan ancaman terhadap sekutu kami maupun terhadap keamanan dunia berkembang tanpa tanggapan," tegasnya.

Langkah tersebut memicu kekhawatiran internasional atas potensi perluasan konflik di Timur Tengah. Pemerintah Iran segera mengeluarkan peringatan keras, menyebut intervensi AS sebagai tindakan agresi yang akan membawa konsekuensi abadi.

"AS telah membuka jalan menuju eskalasi permanen. Kami memiliki hak untuk membalas di waktu dan tempat yang kami tentukan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran dalam sebuah pernyataan resmi.

Serangan ini dilakukan hanya sepuluh hari setelah Israel melancarkan gelombang serangan udara terhadap infrastruktur militer dan nuklir Iran.

Dengan penggunaan bom penghancur bunker GBU-57, senjata konvensional non-nuklir paling kuat dalam arsenal AS, serangan ini menunjukkan niat Washington untuk secara langsung menetralisasi kemampuan nuklir bawah tanah Iran. 

Bom ini dirancang khusus untuk menghancurkan fasilitas bawah tanah yang diperkuat, menjadikannya pilihan utama dalam serangan terhadap Fordo dan Natanz.

Situasi saat ini memunculkan kekhawatiran baru bahwa Iran dapat membalas dengan menyerang pangkalan-pangkalan militer AS di kawasan, termasuk yang berada di Bahrain, Irak, dan Qatar. Para analis menilai, konflik terbuka antara Iran dan AS kini semakin sulit dihindari.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Usut Tuntas Bandara Ilegal di Morowali yang Beroperasi Sejak Era Jokowi

Senin, 24 November 2025 | 17:20

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

UPDATE

Duka Banjir di Sumatera Bercampur Amarah

Jumat, 05 Desember 2025 | 06:04

DKI Rumuskan UMP 2026 Berkeadilan

Jumat, 05 Desember 2025 | 06:00

PIER Proyeksikan Ekonomi RI Lebih Kuat pada 2026

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:33

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

Kemenhut Cek Kayu Gelondongan Banjir Sumatera Pakai AIKO

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:00

Pemulihan UMKM Terdampak Bencana segera Diputuskan

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:35

Kaji Ulang Status 1.038 Pelaku Demo Ricuh Agustus

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:28

Update Korban Banjir Sumatera: 836 Orang Meninggal, 509 Orang Hilang

Jumat, 05 Desember 2025 | 04:03

KPK Pansos dalam Prahara PBNU

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:17

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Selengkapnya