Berita

Bom penghancur bunker GBU-57 Massive Ordnance Penetrator (MOP) dari pesawat pengebom siluman B-2/Militaryaerospace

Dunia

Dahsyatnya Bom Raksasa GBU-57 AS yang Siap Ledakkan Fasilitas Nuklir Iran di Fordo

SABTU, 21 JUNI 2025 | 08:45 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Perang udara antara Israel dan Iran memasuki minggu kedua, dengan tanda-tanda akan bergabungnya Amerika Serikat (AS) dalam konflik tersebut.  

Presiden AS Donald Trump disebut sedang mempertimbangkan kemungkinan menyerang fasilitas nuklir utama Iran di Fordo. Namun, sumber orang dalam mengatakan Trump hanya akan menyetujui serangan jika bom yang digunakan benar-benar bisa menghancurkan tempat tersebut secara total. 

Fordo adalah fasilitas pengayaan uranium yang terletak di wilayah pegunungan sekitar 96 kilometer selatan Teheran, dekat kota Qom. Lokasinya dibangun jauh di bawah tanah agar tahan terhadap serangan udara, sehingga tidak bisa dihancurkan dengan bom biasa.


Satu-satunya bom konvensional AS yang diyakini cukup kuat adalah GBU-57, atau dikenal juga sebagai “Massive Ordnance Penetrator (MOP)”, seberat 13,6 ton. Namun, mengutip laporan dari The Guardian, Sabtu, 21 Juni 2025, Trump belum sepenuhnya yakin bom itu cukup ampuh untuk menembus pertahanan Fordo.

Di Pentagon, efektivitas bom GBU-57 ini sudah lama menjadi bahan perdebatan. Beberapa pejabat pertahanan yang diberi pengarahan meyakini bahwa karena Fordo berada sangat dalam di bawah tanah - sekitar 90 meter - bom biasa kemungkinan tidak akan cukup. Mereka memperkirakan bahwa hanya senjata nuklir taktis yang mampu menghancurkan fasilitas itu sepenuhnya. 

Meskipun demikian, Trump tidak mempertimbangkan penggunaan senjata nuklir, dan opsi itu pun tidak disampaikan oleh Menteri Pertahanan Pete Hegseth maupun Jenderal Dan Caine dalam pertemuan terakhir di Gedung Putih.

Badan militer AS yang menilai ancaman senjata, yaitu Defense Threat Reduction Agency (DTRA), menyimpulkan bahwa bom GBU-57 mungkin hanya cukup untuk merusak terowongan Fordo dan menimbunnya dengan reruntuhan, tetapi tidak sampai menghancurkan seluruh fasilitas di dalamnya. Analisis ini juga menyebut bahwa jika benar-benar ingin menghancurkan Fordo, AS mungkin harus menjatuhkan beberapa bom konvensional terlebih dulu untuk "melunakkan" tanah, baru kemudian menjatuhkan senjata nuklir taktis dengan pembom siluman B-2.

Sebagai perbandingan, ada fasilitas nuklir Iran lain di Natanz yang letaknya jauh lebih dangkal - sekitar 20 meter di bawah permukaan. Israel telah menyerang Natanz dan para ahli percaya bahwa fasilitas itu kini dalam kondisi rusak parah atau bahkan hancur.

Seorang pakar militer, Wakil Laksamana Mark Mellett, mengatakan kepada BBC bahwa efektivitas bom penghancur bunker tergantung pada seberapa kuat struktur pertahanan bawah tanah yang dibangun Iran. Menurutnya, Iran kemungkinan besar sudah memahami kemampuan senjata AS dan menyesuaikan kekuatan struktur mereka untuk bisa bertahan.

Sudah ada sinyal bahwa AS sedang bersiap menghadapi kemungkinan serangan terhadap Iran. Enam pesawat pembom siluman B-2 terlihat ditempatkan di Pangkalan Udara Diego Garcia, yang berada sekitar 3.700 kilometer dari Iran. Ini adalah satu-satunya jenis pesawat milik AS yang mampu membawa bom GBU-57. Namun, belum jelas apakah pesawat-pesawat tersebut masih berada di sana karena tidak terlihat dalam citra satelit terbaru.

Selain itu, dalam beberapa hari terakhir, sebanyak 30 pesawat militer AS telah dipindahkan dari pangkalan-pangkalan di Amerika ke Eropa. Banyak di antaranya adalah pesawat tanker udara KC-135, yang digunakan untuk mengisi bahan bakar di udara bagi jet tempur dan pembom, agar bisa terbang lebih jauh dan lama.

Meski saat ini AS baru terlibat sebatas membantu Israel menembak jatuh rudal Iran, analisis dari BBC Verify menunjukkan bahwa Washington kemungkinan sedang mempersiapkan diri untuk ikut lebih aktif dalam konflik ini, terutama jika ketegangan terus meningkat.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya