Berita

Ilustrasi/RMOL

Bisnis

Sinyal Ketegangan Timteng Mereda, Dolar AS Menguat vs Yen dan Franc

SABTU, 21 JUNI 2025 | 08:08 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Dolar Amerika Serikat (AS) menguat ke level tertinggi dalam tiga pekan terhadap Yen dan Franc Swiss saat ada sinyal konflik di Timur Tengah akan mereda. 

Indeks Dolar AS (DXY), yang mengukur nilai tukar Dolar terhadap enam mata uang utama termasuk Franc Swiss, Yen Jepang, dan Euro bergerak datar di pasar New York Jumat 20 Juni 2025 waktu setempat, yang dipicu oleh komentar The Fed bahwa penurunan suku bunga bisa mulai dipertimbangkan secepatnya pada Juli, mengingat data inflasi terbaru.

Saat yang sama, Presiden Donald Trump akan memutuskan dalam dua minggu ke depan mengenai potensi keterlibatan AS  dalam konflik Iran-Israel.


Euro naik 0,3 persen menjadi 1,1534 Dolar AS. Yen melemah 0,29 persen menjadi 145,88 per Dolar AS.

Franc Swiss tetap stabil di posisi 0,8166 per Dolar AS, namun berada di jalur penurunan mingguan terbesar sejak minggu ketiga April, setelah bank sentral negara tersebut memangkas suku bunga ke 0 persen.

Investor juga dikejutkan oleh keputusan tak terduga dari Norges Bank yang memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin, menyebabkan nilai tukar Krone Norwegia melemah lebih dari 2 persen terhadap dolar minggu ini.

Dolar Australia dan Selandia Baru masing-masing turun 0,3 persen terhadap Dolar AS.

Yuan tetap stabil di 7,1820 setelah China mempertahankan suku bunga pinjaman acuannya sesuai ekspektasi pasar.

Poundsterling juga stabil di 1,3471 Dolar AS, setelah memangkas kenaikan sebelumnya menyusul data penjualan ritel Inggris yang menunjukkan penurunan volume penjualan terbesar sejak Desember 2023 bulan lalu.

"Posisi pasar saat ini mungkin lebih cenderung pada penyesuaian posisi," ujar Marc Chandler, kepala strategi pasar di Bannockburn Global Forex.

Sementara terhadap Rupiah, Dolar AS sedikit tertekan. Pada penutupan perdagangan Jumat 20 Juni 2025 WIB, Rupiah menguat tipis 9 poin atau 0,06 persen level Rp16.396 per Dolar AS.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya