Kementerian Agama bakal gelar Gelar “Peaceful Muharam 1457 Hijriah" menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharam 1447 Hijriah/Ist
Kementerian Agama (Kemenag) menyiapkan serangkaian kegiatan besar dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharam 1447 Hijriah.
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kemenag Abu Rokhmad mengatakan peringatan tahun baru Islam kali ini diusung dengan tema “Peaceful Muharam 1447 Hijriah: Damai Bersama Manusia dan Alam” yang mencerminkan semangat spiritualitas sekaligus ajakan hidup harmonis dengan sesama dan lingkungan.
"Tahun ini kami ingin menyambut 1 Muharram dengan cara berbeda, tidak sekadar perayaan, tetapi menjadi momentum spiritual nasional," kata Abu Rokhmad di Jakarta, Jumat, 20 Juni 2025.
Menurutnya, berbagai kegiatan ini dirancang juga untuk memperkuat nilai-nilai moderasi Islam yang tercermin melalui simbol pohon kebijakan yang memadukan nilai spiritual, ekoteologi, dan kearifan lokal.
"Logo kami memadukan bulan sabit dan bintang sebagai lambang prestasi dan cahaya ilahi, sementara dedaunan menggambarkan keseimbangan manusia dengan alam," terangnya.
Rangkaian kegiatan menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharam 1447 Hijriah dimulai dengan agenda pertama; Car Free Day (CFD) Syiar Muharram pada Minggu 22 Juni 2025 di sekitar Kantor Kemenag Thamrin, Jakarta.
Kegiatan ini bertujuan memperkuat narasi dakwah damai melalui kolaborasi agama, budaya, dan lingkungan, serta melibatkan ribuan peserta dari kalangan penyuluh agama, majelis taklim, KUA se-Jabodetabek, dan Forum Komunikasi Diniyah DKI Jakarta.
Kemudian dilanjutkan dengan Ngaji Budaya pada Senin, 23 Juni 2025. "Ngaji udaya: Tradisi Muharram Nusantara" ini mengangkat ragam budaya dan pesan ekoteologi dalam bentuk ceramah dan pertunjukan seni. Melalui pentas seni dan diskusi, masyarakat diajak merefleksikan Islam yang kontekstual dengan budaya lokal.
Agenda selanjutnya adalah peluncuran Seribu Masjid Inklusif pada Selasa 24 Juni 2025. Program ini bertujuan mendorong masjid agar ramah bagi difabel dan lansia dengan pilot projek di 47 masjid kementerian/lembaga.
"Kami ingin menjadikan masjid sebagai ruang ibadah yang inklusif bagi semua kalangan," ujar Abu Rokhmad.
Ia juga memaparan bahwa puncak peringatan Tahun Baru Islam akan digelar secara nasional di Masjid Istiqlal dan masjid-masjid agung seluruh Indonesia pada Kamis 26 Juni 2025, dengan rangkaian acara seperti seni baca Al Quran oleh qari internasional, refleksi akhir tahun, istigasah, hingga tausiyah oleh tokoh nasional.
Pada Jumat 27 Juni 2025 akan dilangsungkan Peaceful Muharram Gen Z, berupa temu wicara yang dirancang untuk menjangkau anak muda melalui pendekatan dakwah yang komunikatif dan relevan.
Hari selanjutnya adalah Nikah Massal “Cinta dalam Rida Ilahi” pada Sabtu 28 Juni 2025 di Masjid Istiqlal. Sebanyak 100 pasangan akan dinikahkan di hari tersebut dan dilaksanakan serentak di seluruh Kanwil Kemenag di Indonesia.
Kemudian pada Minggu 29 Juni 2025 Bimas Islam turut mendukung Kampanye Peaceful Muharam pada event Marathon Internasional.
Agenda berkutnya adalah Lebaran Yatim dan Difabel yang akan dilakukan pada pekan depan, Jumat 4 Juli 2025 di Kantor Kemenag Thamrin.
Acara ini akan terhubung secara nasional melalui kantor wilayah Kemenag, disertai penyaluran 2.000 bingkisan bagi anak yatim dan difabel dan penghargaan untuk kolaborator zakat dan wakaf terbaik.
Selanjutnya, Gerakan Gas Nikah atau Gerakan Sadar Pencatatan Nikah akan digelar di CFD Jakarta pada Minggu 6 Juli 2025 bersama tokoh publik Jafar Al Hadar (Habib Jafar).
Program ini mengedukasi masyarakat soal pentingnya pencatatan pernikahan mengingat ada puluhan juta pasangan di Indonesia yang mengaku menikah tetapi tidak memiliki buku nikah.
Rangkaian ditutup dengan konferensi internasional bertajuk "Islamic Eco-Theology for the Future of the Earth" yang akan berlangsung pada 10-12 Juli 2025.
Seluruh kegiatan mengusung warna hijau sebagai simbol kesukaan Nabi Muhammad SAW dan keselarasan alam. Motif floral pada desain logo juga merepresentasikan keseimbangan, menginspirasi masyarakat untuk merayakan Muharam dengan kedamaian dan kepedulian lingkungan.
“Muharam bukan hanya momentum religius, tapi juga penguatan identitas Islam Indonesia yang moderat, mencintai alam, dan inklusif,” kata Abu Rokhmad.