Berita

Ilustrasi/RMOL

Bisnis

Perang Udara Israel-Iran Meningkat, Harga Minyak Kian Melonjak

JUMAT, 20 JUNI 2025 | 08:33 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Harga minyak dunia naik hampir 3 persen pada Kamis, 19 Juni 2025, seiring meningkatnya ketegangan militer antara Iran dan Israel serta kemungkinan keterlibatan Amerika Serikat (AS) dalam konflik tersebut.

Dikutip dari Reuters, harga minyak mentah Brent naik 2,15 Dolar AS atau 2,8 persen menjadi 78,85 Dolar AS per barel, penutupan tertinggi sejak 22 Januari. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk bulan Juli naik 2,06 Dolar AS atau 2,7 persen, menjadi 77,20 Dolar AS.

Perdagangan minyak hari itu juga sepi karena bertepatan dengan libur nasional di AS.


Ketegangan meningkat setelah Israel menyerang fasilitas nuklir di Iran pada Kamis, disusul serangan balasan Iran ke Israel dengan rudal dan drone, termasuk serangan ke sebuah rumah sakit di Israel.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa Iran akan membayar “harga penuh”, sementara Iran memperingatkan pihak ketiga — termasuk AS — agar tidak ikut campur.

Gedung Putih mengatakan bahwa Presiden Donald Trump akan memutuskan dalam dua minggu apakah AS akan ikut terlibat dalam konflik ini.

Kekhawatiran pasar meningkat karena Iran adalah produsen minyak terbesar ketiga di Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), dengan produksi sekitar 3,3 juta barel per hari.

Selain itu, sekitar 18 hingga 21 juta barel minyak per hari melewati Selat Hormuz, jalur penting di selatan Iran. Jika konflik mengganggu jalur ini, pasokan minyak global bisa terganggu serius.

Analis dari RBC Capital, Helima Croft, menyatakan bahwa jika Iran merasa terancam secara serius, mereka bisa menyerang kapal tanker dan infrastruktur energi, terutama jika AS ikut terlibat.

Sementara JP Morgan memperingatkan bahwa jika konflik meluas dan sampai menyebabkan penutupan Selat Hormuz, harga minyak bisa melonjak hingga 120-130 Dolar AS per barel.

Sementara itu, Goldman Sachs memperkirakan bahwa risiko geopolitik saja sudah bisa menambah harga sekitar 10 Dolar AS per barel. 

"Jika kondisi terus tegang, harga Brent bisa naik di atas 90 Dolar AS," katanya.

Phil Flynn, analis Price Futures Group berpendapat, meskipun nantinya ketegangan mereda, harga minyak diperkirakan tidak akan kembali ke level rendah 60 Dolar AS seperti bulan lalu.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya