Berita

Ilustrasi/RMOL via AI

Bisnis

Emas Tertekan setelah The Fed Prediksi Laju Inflasi Meningkat Signifikan

KAMIS, 19 JUNI 2025 | 09:11 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Harga emas melemah setelah Federal Reserve (The Fed) mengumumkan mereka mempertahankan suku bunga, karena ketidakpastian ekonomi. 

Chairman Jerome Powell mengatakan bank sentral memperkirakan laju inflasi akan meningkat sepanjang musim panas seiring dengan dampak kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mulai terasa oleh konsumen AS.

Komentar Powell dinilai telah melemahkan optimisme. 


"Chairman Powell melemahkan optimisme awal dengan mengulangi berkali-kali bahwa mengingat pengangguran yang rendah dan stabil, the Fed berada dalam posisi yang baik untuk menunggu dan melihat. Dia mengisyaratkan secara umum bahwa September bisa menjadi live meeting tetapi itu tidak cukup bagi pasar aset atau emas yang mengharapkan kecenderungan lebih dovish," kata Tai Wong, trader logam independent.

Dikutip dari Reuters, emas spot turun 0,4 persen menjadi 3.374,75 Dolar AS per ons pada perdagangan akhir Rabu 18 Juni 2025 waktu setempat.

Sementara emas berjangka Amerika Serikat (AS) ditutup naik 0,03 persen menjadi 3.408,1 Dolar AS. 

Harga emas spot sempat menguat setelah the Fed mempertahankan suku bunga pada kisaran saat ini 4,25-4,50 persen.

Harga logam lainnya bervariasi, 

Perak di pasar spot anjlok 1,5 persen menjadi 36,70 Dolar AS per ons. Platinum melambung 4,3 persen menjadi 1.319,03 Dolar AS, setelah melejit 5 persen di awal sesi ke level tertinggi sejak Februari 2021.

Sementara Paladium turun 0,5 persen menjadi 1.046,75 Dolar AS.

Goldman Sachs mengatakan bahwa reli platinum dan perak baru-baru ini sebagian besar bersifat spekulatif dan kurang memiliki dukungan fundamental. 

The Fed masih mengantisipasi pemotongan suku bunga setengah poin persentase tahun ini. Mereka sedikit memperlambat laju yang diprediksi menjadi pemotongan seperempat poin persentase masing-masing pada 2026 dan 2027.

Powell juga mengatakan perkiraan itu dapat berubah berdasarkan data yang masuk, terutama pada inflasi.

Ketegangan geopolitik dan suku bunga rendah dapat meningkatkan daya tarik emas.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya