Berita

Ketua Fraksi Partai Golkar DPR RI, Muhammad Sarmuji/RMOL

Politik

Jangan Sampai “Sejarah Ditulis Pemenang” Terjadi

SENIN, 16 JUNI 2025 | 15:35 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Fraksi Partai Golkar menyarankan agar proyek penulisan ulang sejarah Indonesia oleh Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) dikaji terlebih dahulu.

“Penulisan sejarah dikaji dulu urgensinya apa. Apakah memang sejarah yang ada sekarang itu banyak yang perlu diluruskan atau seperti apa. Karena sejarah ini akan dibaca oleh generasi yang akan datang,” kata Ketua Fraksi Partai Golkar DPR RI, Muhammad Sarmuji, kepada wartawan di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, pada Senin 16 Juni 2025. 

Sebab, kata Sarmuji, sejarah memiliki arti penting bagi sebuah bangsa dan para generasi penerusnya. 


“Apa yang terjadi hari ini akan menjadi sejarah dan sejarah itu yang akan dibaca oleh generasi masa depan. Generasi masa depan akan memetik apa yang dituliskan oleh generasi saat ini. Karena itu kita mesti hati-hati dalam menulis sejarah,” kata Sekjen DPP Partai Golkar ini.

Jika penulisan ulang sejarah tidak dilakukan dengan hati-hati, Sarmuji khawatir adagium yang menyatakan “sejarah ditulis oleh pemenang” itu justru terjadi. 

“Jangan sampai adagium 'sejarah ditulis oleh pemenang' itu terjadi,” tegasnya.

Sarmuji berharap sejarah ditulis secara objektif dan mendasarkan pada fakta empiris dan memenuhi unsur kebenaran. Sehingga, generasi penerus bangsa bisa mengambil pelajaran dari sejarah itu sendiri.

“Kita ingin sejarah itu ditulis secara objektif berdasarkan fakta yang sebenarnya. Agar generasi yang akan datang itu mengambil pelajaran dengan benar,” tuturnya. 

“Baik itu pengalaman pahit maupun pengalaman yang baik. Pengalaman pahit supaya tidak terulang. Pengalaman baik supaya bisa dinapaktilasi jejak sejarah,” demikian Sarmuji.

Sebelumnya, Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan bahwa penulisan ulang sejarah Indonesia melibatkan lebih dari 100 orang sejarawan. Nantinya proyek ini akan dipimpin oleh Gurubesar Ilmu Sejarah di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Susanto Zuhdi.

“Kita melibatkan hampir 100 lebih ya kayak sejarawan, dipimpin oleh Prof. Susanto Zuhdi, sejarawan senior dari Universitas Indonesia,” kata Fadli saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Selasa 6 Mei 2025.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya