Berita

Ilustrasi/RMOL

Bisnis

Houthi Masuk Pusaran Konflik Iran-Israel, Harga Minyak Naik 4 Persen

SENIN, 16 JUNI 2025 | 09:21 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Ketegangan antara Iran dan Israel yang terus meningkat mulai mengguncang pasar minyak dunia, memicu kekhawatiran di kalangan investor.

Dikutip dari Reuters, harga minyak mentah Brent naik hampir 4 persen dan diperdagangkan mendekati 76,94 dolar AS per barel pada Minggu, 15 Juni 2025.Sebelumnya  harga sempat melonjak hingga 7 persen pada Jumat, saat serangan pertama antara Israel dan Iran terjadi.

Harga minyak sempat turun, namun kemudian naik lagi sebesar 2,14 Dolar AS dan berada di level 76,37 Dolar AS per barel.


Ketegangan makin panas setelah kedua negara kembali saling menyerang pada Minggu. Serangan tersebut menyebabkan korban jiwa dan luka di kalangan warga sipil, serta meningkatkan kekhawatiran akan pecahnya perang yang lebih luas di kawasan. Kelompok Houthi dari Yaman, yang dikenal mendukung Iran, juga ikut terlibat dalam konflik ini.

Analis pasar energi, Eric Beyrich, mengatakan bahwa Israel telah menyerang fasilitas gas alam Iran yang sangat penting untuk pembangkit listrik negara itu. Namun, fasilitas ekspor minyak Iran—yang menyuplai pasar global—belum terkena serangan.

“Semua ini bisa berubah kapan saja tergantung situasi di lapangan,” ujarnya.

Serangan Israel ke Iran pada Jumat pagi menyasar komandan militer, ilmuwan, dan situs nuklir, dalam upaya menggagalkan rencana Teheran membangun senjata nuklir. Aksi ini membuat para investor panik, menyebabkan harga saham turun tajam.

Di sisi lain, saat harga minyak naik, investor ramai-ramai membeli emas serta Dolar AS sebagai aset ‘safe haven’ untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan terakhir.

“Pasar saat ini sangat sensitif terhadap berita-berita utama. Semuanya fokus pada jangka pendek, makanya situasinya sangat fluktuatif,” kata Kathryn Rooney Vera dari StoneX Group.

Ia juga memperingatkan bahwa jika konflik membuat Selat Hormuz, jalur pelayaran utama antara Iran dan Oman ditutup, maka pasokan minyak dunia bisa terganggu. Hal ini bisa menyebabkan harga minyak melambung lebih tinggi dan memperburuk inflasi global.

“Kalau sampai Selat Hormuz ditutup, tekanan harga akan makin berat,” ujar Vera.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya