Berita

Ilustrasi/RMOL

Bisnis

Lapangan Kerja AS Tumbuh Positif, Dolar AS Menguat

SABTU, 07 JUNI 2025 | 09:10 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Mata uang Dolar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap mata uang utama pada penutupan perdagangan Jumat 6 Juni 2025 waktu setempat atau Sabtu WIB. 

Penguatan Dolar AS terjadi setelah data menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja di AS lebih baik dari perkiraan meskipun terjadi perlambatan dibanding bulan sebelumnya. 

Data tersebut memberi sinyal bahwa Federal Reserve mungkin akan menunda pemangkasan suku bunga.


Dikutip dari Reuters, indeks dolar AS (DXY) yang mengukur kinerja greenback terhadap sekeranjang mata uang termasuk Yen dan Euro, naik 0,53 persen ke level 99,20, meskipun secara mingguan masih tercatat menurun.

Dolar naik 0,95 persen terhadap Yen Jepang ke level 144,87. Dolar AS juga menguat 0,26 persen terhadap Franc Swiss ke level 0,822. 

Mata uang AS memperpanjang penguatan terhadap kedua mata uang safe haven tersebut pasca rilis data ketenagakerjaan.

Analis mengatakan, pasar mulai mengubah posisi jual terhadap Dolar AS seiring munculnya data ekonomi yang lebih kuat dari perkiraan, termasuk laporan ketenagakerjaan.

"Setiap bank memprediksi Dolar akan melemah, dan menurut saya itu prediksi yang tepat untuk jangka panjang. Tapi sekarang posisi pasar sudah terlalu condong ke satu sisi dan tiba-tiba berbalik arah karena data ketenagakerjaan dan upah per jam yang kuat. Secara keseluruhan, datanya memang kuat, dan justru kabar baik ini jadi kabar buruk karena imbal hasil obligasi 10-tahun naik dan pemangkasan suku bunga jadi diragukan," papar Eugene Epstein, Kepala Divisi Strukturisasi untuk kawasan Amerika Utara di Moneycorp, New Jersey, yang meyakini bahwa Dolar selama ini terbebani oleh ketidakpastian akibat kebijakan tarif Presiden Donald Trump. 

Euro melemah terhadap Dolar segera setelah data ketenagakerjaan dirilis, turun 0,43 persen ke level 1,1395 Dolar AS. Meski demikian, Euro masih menguat sekitar 10 persen terhadap Dolar AS sepanjang tahun ini.

Mata uang tunggal Eropa, yang sedang menuju kenaikan mingguan terhadap Dolar, sempat menyentuh level tertinggi dalam enam pekan di angka 1,14950 Dolar AS pada Kamis, menyusul pernyataan Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde yang menyebut bahwa siklus pelonggaran kebijakan moneter kemungkinan akan segera berakhir.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya