Berita

PM Mongolia yang mengundurkan diri, Luvsannamsrain Oyun-Erdene/Net

Dunia

PM Mongolia Digulingkan di Tengah Protes Korupsi

RABU, 04 JUNI 2025 | 13:41 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Perdana Menteri Mongolia, Luvsannamsrain Oyun-Erdene, resmi mengundurkan diri setelah kalah dalam mosi tidak percaya di parlemen, menyusul protes publik yang meluas terhadap dugaan korupsi dan gaya hidup mewah keluarganya.

Pengunduran diri ini diumumkan pada Selasa waktu setempat, 2 Juni 2025, melalui pernyataan resmi parlemen. 

Oyun-Erdene, yang memimpin sejak Januari 2021 dan terpilih kembali pada Juli 2024, menyebut pengunduran dirinya sebagai akhir dari kehormatan dalam masa kepemimpinan yang penuh tantangan.


“Merupakan suatu kehormatan untuk melayani negara dan rakyat saya di masa-masa sulit, termasuk pandemi, perang, dan tarif,” kata Oyun-Erdene usai pemungutan suara tertutup di parlemen, yang menunjukkan hanya 44 dari 126 anggota mendukungnya, jauh dari ambang batas 64 suara yang diperlukan.

Selama berminggu-minggu, ibu kota Ulaanbaatar menjadi saksi demonstrasi besar-besaran, didorong oleh kemarahan publik atas dugaan penyalahgunaan kekuasaan dan pemborosan oleh elit politik.

Plakat-plakat putih dan slogan seperti "Mengundurkan diri itu mudah" membanjiri alun-alun parlemen. Banyak di antara pengunjuk rasa adalah anak muda yang merasa frustrasi atas stagnasi ekonomi dan korupsi yang telah mengakar.

“Kami tidak hanya menuntut seorang perdana menteri mundur. Kami menuntut sistem yang adil,” kata Altansukh, 23 tahun, mahasiswa hukum yang ikut berdemo, seperti dimuat Al-Jazeera.

Oyun-Erdene membantah semua tuduhan korupsi yang diarahkan kepadanya dan menyebut bahwa pemerintahannya digulingkan oleh kekuatan tersembunyi.

“Kepentingan utama, yang terlihat dan tersembunyi, telah melancarkan kampanye terorganisasi untuk menjatuhkan pemerintah,” ujarnya dalam pidato menjelang pemungutan suara.

Ia juga memperingatkan bahwa pemecatannya bisa memicu instabilitas nasional.

“Jika saya dipaksa mundur, kita akan menghadapi ketidakstabilan politik dan kekacauan ekonomi,” tambahnya.

Mongolia, negara demokratis yang terkurung daratan di Asia Utara, telah lama bergulat dengan tuduhan korupsi tinggi di kalangan elit politiknya. Banyak pengamat menuding kekayaan hasil tambang batu bara tidak pernah benar-benar mengalir ke rakyat.

Sejak Oyun-Erdene menjabat, peringkat Mongolia dalam Indeks Persepsi Korupsi dari Transparency International mengalami penurunan signifikan, memperkuat persepsi publik bahwa masalah ini kian memburuk.

Oyun-Erdene akan tetap menjabat sebagai pejabat sementara hingga penggantinya ditunjuk dalam waktu 30 hari. Sementara itu, Partai Rakyat Mongolia (MPP) masih memimpin perolehan suara awal dalam pemilu legislatif, namun legitimasi mereka dipertanyakan di tengah gelombang ketidakpercayaan masyarakat.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya