Dimas Kanjeng Taat Pribadi/Ist
Sejak dinyatakan bebas bersyarat pada April 2025 lalu, Dimas Kanjeng Taat Pribadi sudah mulai menjalani rutinitas di Padepokan Dimas Kanjeng yang berada di Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Bahkan padepokan tersebut kian bertambah ramai. Kegiatan-kegiatan keagamaan seperti belajar mengaji Al Qur’an, Tahfidz hingga istighosah semakin meningkat.
Memang tidak bisa dipungkiri, Padepokan Dimas Kanjeng selama ini kerap menjadi denyut nadi utama di Desa Wangkal itu. Pasalnya, masyarakat sekitar selalu terbantu dengan keberadaan Padepokan Dimas Kanjeng. Terutama dalam hal ekonomi.
Selain itu, sosok Dimas Kanjeng kini menjadi pribadi yang religius sejak bebas. Selaku pengasuh padepokan, Dimas Kanjeng selalu menemani para santri yang selama ini bermukim di sana.
Hal ini diakui Daeng Uci, menantu Dimas Kanjeng. Sejak bebas, ayah mertuanya itu sangat fokus kegiatan keagamaan baik di padepokan ataupun luar kota.
”Iya, beliau (Dimas Kanjeng, Red) sudah bebas. Alhamdulillah, selama di tahanan, beliau berkelakuan baik dan berhak mendapatkan potongan remisi. Sehingga, beliau bebas lebih cepat,” ungkap Daeng dikutip
Kantor Berita RMOLJatim, Jumat, 30 Mei 2025.
Senada, pengurus padepokan, Bambang menyatakan bebasnya Dimas Kanjeng Taat Pribadi menjadi motivasi dan semangat baru untuk berkegiatan di Padepokan. Kini kegiatan keagamaan di padepokan semakin aktif.
”Kemarin-kemarin kegiatan di Padepokan ya seperti sholat berjamaah, belajar Al-Quran Mas. Sekarang setelah Pengasuh bebas, makin diaktifkan mas.Istighosah, mengaji bersama dan lainnya digalakkan,” kata Bambang, belum lama ini.
Ia merasa bersyukur karena warga sekitar senantiasa berhubungan baik dengan keluarga pengasuh dan santri di Padepokan. Sehingga semua kegiatan dapat berlangsung aman dan nyaman setiap hari.
Warga sekitar pun sangat terbantu secara ekonomi dengan adanya kegiatan di padepokan. Apalagi, padepokan membantu perbaikan jalan dan bahkan jika ada warga yang sakit akan dibawa ke rumah sakit sekaligus ditanggung biayanya.
“Warga merasa nyaman dan senang dengan teman-teman di Padepokan ini. Kami selama ini berhubungan baik dengan masyarakat sekitar. Jika ada warga sakit, kami membantu antar dan dibantu biaya. Kemudian jalan rusak diperbaiki. Ditambah usaha warga sekitar ikut ramai karena santri makan di sekitar padepokan,” ujarnya.
Terpisah, Ketua Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, Prof Marwah Daud Ibrahim mengatakan, sejak bebasnya Dimas Kanjeng kegiatan padepokan makin kental dengan nuansa keagamaan dan aktivitas sosial.
Menurutnya, lantunan ayat-ayat suci Al Qur’an tak pernah berhenti dari pengeras suara di masjid. Hanya berhenti saat jeda waktu sholat saja.
Hal ini, lanjut Marwah, padepokan menunjukkan komitmennya dalam membantu kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat dalam bingkai NKRI.
“Santunan kepada masyarakat sekitar, yatim piatu dan fakir miskin menjadi kegiatan rutin di sini. Alhamdulillah ini satu kontribusi kami membantu pemerintah untuk mengangkat kualitas sosial ekonomi rakyat. Insya Allah ini sejalan dengan program unggulan dan strategis Presiden Prabowo Subianto,” kata bakal calon wapres di era Gus Dur ini.
Memang sejak dahulu, Padepokan Dimas Kanjeng sangat sering dikunjungi oleh tokoh-tokoh nasional. Sebut saja Jenderal TNI Moeldoko saat menjabat Panglima TNI dan juga Prof Mohammad Mahfud MD selaku Ketua Tim Pemenangan Pasangan Prabowo-Hatta pada Pilpres 2014.
Tak heran bila Padepokan Dimas Kanjeng selalu dianggap sebagai pendukung kuat Prabowo Subianto sejak Pilpres 2014.
“Saya dengar itu salah satu alasan mengapa ketika Pak Prabowo belum berhasil memimpin Indonesia pada 2014, beberapa pihak berupaya mengganggu dan bahkan ingin menjatuhkan padepokan,” kata salah seorang santri senior.