Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Data Ekonomi AS Melambat, Harga Emas Melonjak

JUMAT, 16 MEI 2025 | 07:23 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Harga emas menguat dipicu oleh depresiasi Dolar Amerika Serikat (AS) dan data ekonomi Amerika yang lemah. 

Harga produsen (PPI) Amerika turun secara tak terduga pada April, sementara pertumbuhan penjualan ritel melambat. 

Indeks Dolar (Indeks DXY) turun 0,1 persen, membuat emas yang dihargakan dalam greenback lebih murah bagi pemegang mata uang lain.


Dikutip dari Reuters, berikut pergerakan harga logam dunia pada penutupan perdagangan Kamis 15 Mei 2025 atau Jumat dini hari WIB.  

- Emas spot (XAU/USD) menguat 1,3 persen menjadi 3.218,89 Dolar AS per ons 
- Emas berjangka AS ditutup meningkat 1,2 persen menjadi 3.226,6Dolar AS per ons
- Perak di pasar spot (XAG/USD) naik 0,8 persen menjadi 32,47 Dolar AS per ons
- Platinum menguat 1,3 persen menjadi 989,01 Dolar AS 
- Paladium meningkat 1,2 persen menjadi 962,33 Dolar AS

Pasar memperkirakan Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada September. Suku bunga yang lebih rendah membantu meningkatkan daya tarik emas batangan karena merupakan aset yang tidak memberikan imbal hasil.

"Data Kamis menciptakan lebih banyak ruang bagi the Fed untuk memangkas suku bunga, dengan ekspektasi yang lebih dovish terbentuk di pasar," kata Peter Grant, Vice President Zaner Metals.

Investor disarankan agar tetap berhati-hati karena ketegangan perdagangan global terus berlanjut, meski AS dan China menyetujui kesepakatan tarif sementara selama 90 hari.

Saat ini, pasar mencermati kegagalan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menghadiri perundingan damai yang mendorong beberapa pembelian aset safe haven.

"Putin tidak menghadiri pembicaraan damai di Turki meredupkan ekspektasi kemajuan menuju kesepakatan damai, yang menurut saya membantu menopang harga emas hari ini," kata Peter Grant, Vice President Zaner Metals.

Putin justru mengirim tim negosiator lapis kedua untuk mengadakan pembicaraan damai dengan Ukraina di Turki, menolak tantangan Kyiv untuk datang langsung ke sana guna bertemu Presiden Volodymyr Zelenskiy.

Emas sempat mencapai level terendah lebih dari satu bulan di awal sesi. Sementara pasar paladium, yang mengalami defisit pada 2012-2024, akan bergerak menuju keseimbangan tahun ini, karena permintaan menyusut akibat menurunnya produksi kendaraan berbahan bakar bensin dan meningkatnya daur ulang di China, ungkap analis.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya