Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Perang Dagang China-AS Mereda, Harga Emas Terancam Anjlok

RABU, 14 MEI 2025 | 23:59 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Harga emas dunia diprediksi akan terus melemah seiring meredanya tensi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Kondisi ini menjadi salah satu faktor utama yang menekan pergerakan harga emas dalam beberapa waktu terakhir.

Pengamat pasar modal dan keuangan, Ibrahim Assuaibi menilai, penurunan harga emas merupakan hal yang wajar di tengah minimnya sentimen positif dari pasar global. Ia bahkan memprediksi harga emas turun di kisaran 3.185 Dolar AS per ounce.

"Pergerakan emas masih melandai dan saya lihat saat ini pun juga terus mengalami penurunan. Sangat wajar karena ada kemungkinan besar harga emas dunia akan menyentuh level 3.185 Dolar," kata Ibrahim kepada RMOL pada Rabu 14 Mei 2025.


Jika level tersebut berhasil ditembus, menurut Ibrahim, bukan tidak mungkin harga emas akan terus merosot menuju 3.149 Dolar. Sebaliknya, jika bertahan, harga bisa kembali menguat menuju Rp3.400.

Dalam pandangan Ibrahim, ada sejumlah faktor fundamental yang memicu tekanan terhadap harga emas. Mulai dari meredanya perang dagang China-AS hingga tensi geopolitik yang relatif stabil.

"Fundamentalnya sama, yaitu perang dagang yang sedikit mereda, gencatan senjata antara Pakistan dan India. Lalu Bank Sentral Amerika yang kemungkinan besar akan mempertahankan suku bunga tinggi sampai September," jelasnya.

Namun demikian, Ibrahim belum dapat memastikan sampai kapan harga emas akan terus tertekan. Ia menyebut koreksi yang terjadi saat ini kemungkinan hanya bersifat sementara, sembari menunggu sentimen baru dari pasar global.

"Sampai kapan harga emas tertekan saya belum bisa pastikan. Biasanya hanya sementara. Kalau sekarang tembus 3.185 ya kemungkinan akan ke bawah. Tapi kalau enggak, bisa naik ke atas lagi, karena targetnya itu ke 3.400-an," pungkasnya.

Harga emas bersertifikasi PT Aneka Tambang (Antam) saat ini sedang tertekan. Pada perdagangan pagi ini, emas Antam kembali ke level Rp1.886.000 per gram, dari Rp1,9 jutaan pada beberapa bulan terakhir ini, imbas melonjaknya permintaan di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya