Berita

Presiden Tiongkok Xi Jinping/Reuters

Dunia

China Usai Kesepakatan Tarif: Tak Ada Pemenang dalam Perang Dagang

SELASA, 13 MEI 2025 | 12:58 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Kesepakatan pengurangan tarif antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok yang dicapai usai dua hari perundingan tingkat tinggi di Jenewa, Swiss, disambut dengan pernyataan tegas dari Beijing.

Melalui pernyataan dari Kementerian Perdagangan, Wakil Perdana Menteri Tiongkok He Lifeng menekankan tak ada pemenang dalam perang dagang antara kedua negara adidaya tersebut.

“Tidak ada pemenang dalam perang dagang,” kata He, dikutip dari The National, Selasa 13 Mei 2025.


Pernyataan tersebut disampaikan menyusul komitmen kedua negara untuk menurunkan tarif impor secara substansial selama masa jeda 90 hari guna membahas ketentuan perdagangan yang baru.

"Tiongkok tidak menginginkan perang dagang, tetapi tidak takut akan perang dagang. Jika pihak AS bersikeras melanggar hak dan kepentingan Tiongkok, Tiongkok akan dengan tegas membalas dan mengikuti," kata pernyataan itu.

Dalam kesepakatan tersebut, China akan memangkas tarif terhadap barang-barang asal Amerika Serikat menjadi 10 persen. 

Sementara Washington akan menurunkan tarif atas produk-produk Tiongkok menjadi 30 persen, gabungan dari tarif dasar 10 persen dan tarif tambahan 20 persen yang sebelumnya diberlakukan oleh Presiden Donald Trump.

Kedua negara juga sepakat membentuk mekanisme khusus untuk menjaga komunikasi dagang, meski belum ada rincian konkret terkait reformasi struktural yang menjadi tuntutan utama AS.

Presiden Trump mengakui bahwa jeda ini belum menjamin tercapainya kesepakatan menyeluruh. Namun ia menyebut langkah ini sebagai “pengaturan ulang total” atas hubungan dagang AS dan Tiongkok.

“Hal terbesar yang sedang kita bahas adalah keterbukaan China, dan mereka telah sepakat untuk melakukannya. Tapi itu tidak mudah, akan butuh waktu,” ujar Trump.

Trump juga memastikan bahwa pemangkasan tarif ini tidak mencakup sektor-sektor strategis seperti otomotif, baja, aluminium, dan produk farmasi. 

Jika kesepakatan tidak tercapai dalam 90 hari, ia mengancam akan kembali menaikkan tarif secara signifikan, namun tidak akan kembali ke level 145 persen yang sempat ia terapkan.

“Pada level 145, Anda benar-benar melepaskan diri karena tidak ada yang akan membeli," kata Trump.

Sementara itu, kritik datang dari kalangan parlemen AS. Anggota DPR Jake Auchincloss menilai langkah Trump hanya memperpanjang ketidakpastian ekonomi.

"Anda harus memberi penghargaan kepada Trump sebagai seorang pemasar. Dia menciptakan ketidakpastian dan kekacauan dengan menaikkan tarif dan kemudian mengklaim kemenangan ketika dia menurunkan tarif yang dia terapkan sendiri," kata Auchincloss.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya