Berita

Anggota DPRD Kabupaten Bogor, Ismail/RMOLJabar

Politik

Dinilai Positif, Pendidikan Karakter Ala Dedi Mulyadi Didukung Anggota DPRD Bogor

SELASA, 13 MEI 2025 | 05:45 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Program pendidikan karakter ala Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang memasukkan siswa bermasalah ke barak militer mendapat dukungan dari berbagai pihak. Salah satunya dari Anggota DPRD Kabupaten Bogor, H. Ismail. 

Menurut Ismail, efektivitas dari program Gubernur Jabar yang memasukkan siswa bermasalah ke barak militer hasilnya ternyata berdampak positif. Di mana, kedisiplinan dan juga moralitas anak-anak betul-betul dapat berubah. Dari yang tadinya masuk kategori nakal atau bermasalah menjadi lebih baik dan positif. 

"Kalau kita melihat, pendidikan kedisiplinan yang digagas gubernur ini sangat positif ya. Di mana anak-anak yang tadinya nakal, sering melawan ke orang tuanya, bolos sekolah dan lain sebagainya, kemudian ketika mereka dimasukan ke program tersebut dan mengikutinya, anak-anak ini langsung meminta maaf kepada orang tuanya," ujar Ismail kepada RMOLJabar, Senin, 12 Mei 2025.  


"Jadi ini saya rasa efektif, dan selama itu berdampak positif, saya setuju dan mendukungnya,"  tegas Ismail.

Dirinya mengaku tidak tahu pasti jumlah siswa SMP dan SMA-SMK yang ada di Kabupaten Bogor. Namun jika melihat Kabupaten Bogor yang begitu luas, maka bisa mencapai jutaan siswa. 

"Sebetulnya, kalau soal pendidikan termasuk berapa jumlah siswa (SMP dan SMA/SMK) yang ada di Kabupaten itu adanya di Komisi IV. Jadi saya tidak mau terlalu jauh berbicara soal itu," kata politikus Golkar yang duduk di Komisi I ini. 

Disinggung apakah DPRD akan mendorong Pemkab Bogor untuk melaksanakan program pendidikan karakter gagasan gubernur tersebut, Ismail memastikan akan ikut mendorongnya.

Namun, dalam melaksanakan program tersebut perlu dikaji lebih matang. Sebab, kaitannya dengan anggaran yang ada di Kabupaten Bogor dan lain sebagainya. 

"Programnya bagus, dan saya setuju. Tapi kalau untuk pelaksanaannya (di wilayah Bogor), saya rasa perlu dikaji dulu. Karena tidak seperti memakan cabai, sekarang dimakan kemudian terasa pedasnya. Jadi sekali lagi perlu dikaji dulu," tandasnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya