Berita

Ilustrasi/Net

Bisnis

Tarif Impor AS Sudah Bikin Toyota Rugi Rp19 Triliun

SENIN, 12 MEI 2025 | 11:46 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sebagian besar mobil impor dikenakan bea masuk sebesar 25 persen oleh Amerika Serikat (AS) mulai 3 April 2025. Produsen mobil Jepang, Toyota, menjadi salah satu yang paling terdampak.

Dikutip dari Bloomberg, Senin 12 Mei 2025, Toyota memperkirakan mengalami penurunan laba hingga 1,2 miliar Dolar AS (sekitar Rp19,2 triliun) hanya dalam dua bulan.

Meski belum merilis perkiraan untuk sepanjang tahun 2025, Toyota memproyeksikan laba operasional sebesar 3,8 triliun Yen untuk tahun fiskal yang berakhir pada Maret 2026. Angka ini jauh di bawah perkiraan analis yang mencapai 4,7 triliun Yen.


Toyota memang telah meningkatkan produksi mobil di Amerika hingga lebih dari setengah penjualan mereka di sana. Namun, mereka masih mengimpor suku cadang dan beberapa model penting, sekitar 1,2 juta unit mobil per tahun.

Pemerintah AS juga menyoroti hal ini. Dalam pidato Hari Pembebasan di Rose Garden pada 2 April, Presiden Donald Trump menyebut langsung nama Toyota dan mengkritik penjualan "satu juta mobil buatan luar negeri" oleh perusahaan tersebut di AS.

Tarif tinggi ini diberlakukan saat Toyota berusaha mempertahankan harga jual di dealer AS serta mempertahankan volume produksi di 11 pabrik mereka di Amerika. Situasi ini terjadi di tengah dimulainya negosiasi perdagangan bilateral antara AS dan Jepang yang dimulai pada Februari dan belum jelas kapan akan selesai.

CEO Toyota, Koji Sato, menyatakan bahwa situasi tarif masih sangat tidak pasti. 

"Sulit untuk mengambil keputusan atau mengukur dampaknya," katanya setelah mengumumkan laporan keuangan terbaru.

Sementara itu, kepala negosiator perdagangan Jepang, Ryosei Akazawa, pada 30 April menyampaikan bahwa salah satu produsen mobil Jepang (tanpa menyebut nama) mengalami kerugian sekitar 1 juta Dolar AS per jam akibat tarif ini.

Perkiraan itu sejalan dengan proyeksi kerugian Toyota sebesar 1,2 miliar Dolar AS per bulan (berdasarkan 730 jam kerja).

Akazawa berharap kesepakatan bisa dicapai pada bulan Juni, dengan pertemuan negosiasi selanjutnya dijadwalkan akhir Mei.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya