Pasar saham Amerika Serikat (AS) di Wall Street ditutup menguat dipicu oleh kinerja solid Microsoft dan Meta.
Kinerja apik dari kedua raksasa teknologi ini meredakan kekhawatiran bahwa belanja besar-besaran untuk pengembangan AI dalam beberapa tahun terakhir tidak akan membuahkan hasil.
Pasar sempat cemas terhadap potensi dampak kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap laju pertumbuhan ekonomi.
Dikutip dari
Reuters, berikut pergerakan ekuitas utama pada penutupan perdagangan Kamis 1 Mei 2025 atau Jumat dini hari WIB.
- Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 83,60 poin, atau 0,21 persen, menjadi 40.752,96
- S&P 500 naik 35,08 poin, atau 0,63 persen, menjadi 5.604,14
- Nasdaq Composite Index menguat 264,40 poin, atau 1,52 persen, menjadi 17.710,74
Delapan sesi kenaikan berturut-turut menandai keuntungan terpanjang untuk Dow dalam setahun dan terpanjang bagi S&P sejak Agustus.
Saham Microsoft melesat 7,6 persen dan ditutup pada level tertinggi sejak akhir Januari, didorong perkiraan pertumbuhan kuartalan yang optimistis untuk bisnis komputasi awannya, Azure. Keuntungan tersebut sempat mendorong Microsoft melampaui Apple untuk menjadi perusahaan paling bernilai di dunia.
Saham Meta Platforms melejit 4,2 persen dan ditutup pada level tertinggi sejak 9 April setelah membukukan pendapatan yang lebih tinggi dari perkiraan berkat kinerja periklanan yang kuat.
Data ekonomi Amerika memperlihatkan gambaran yang variatif. Klaim pengangguran mingguan, yang terbaru dalam serangkaian data pasar tenaga kerja pekan ini menjelang laporan penggajian pemerintah, menunjukkan PHK meningkat lebih dari ekspektasi minggu lalu, yang berpotensi mengisyaratkan lonjakan PHK setelah penerapan tarif.
Data PMI ISM memperlihatkan manufaktur AS berkontraksi lebih lanjut pada April, meski sedikit lebih rendah dari perkiraan ekonom yang disurvei Reuters. Harga input meningkat.
Saham-saham sektor perawatan kesehatan merosot 2,8 persen.
Keuntungan Dow Jones terganjal oleh laporan kinerja McDonald's yang sahamnya menyusut 1,9 persen.
Saham perancang chip seluler, Qualcomm, anjlok 8,9 persen setelah memperkirakan pendapatannya akan terpukul akibat perang dagang.
Jumlah saham yang naik lebih banyak daripada yang turun dengan rasio 1,31 banding 1 di NYSE dan rasio 1,19 banding 1 di Nasdaq.
Volume di bursa Wall Street tercatat 16,15 miliar saham, dibandingkan rata-rata 19,56 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
Saham Amazon dan Nvidia menguat masing-masing 3,13 persen dan 2,41 persen.