Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto/Ist
Pemerintah Indonesia bergerak cepat menjadi negara pertama yang merespons kebijakan tarif resiprokal dari Amerika Serikat (AS) yang berpotensi mengganggu stabilitas ekspor nasional.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menekankan status Indonesia sebagai early mover memberikan posisi strategis dalam negosiasi.
“Tidak hanya kita merespon kepada Amerika tetapi kita juga punya request kepada Amerika. Sehingga sifatnya tidak satu arah, tetapi dua arah, untuk kebaikan perekonomian bilateral. Indonesia mengusulkan langsung di situ sebuah format perjanjian,” kata Menko Airlangga dalam keterangan resmi Kamis 1 Mei 2024.
Menurut Airlangga, pihaknya telah memanfaatkan momentum ini dengan mengajukan proposal kerja sama yang bersifat menyeluruh dan seimbang, termasuk mengusulkan pembaruan perjanjian dagang bilateral seperti Trade and Investment Framework Agreement (TIFA) antara Indonesia dan AS.
“Indonesia membayangkan ada 72 negara yang akan negosiasi, dan 72 negara itu akan diselesaikan dalam 90 hari. Maka untuk bisa bersaing dengan negara lain, tentu kita harus ada specialty, sesuatu hal yang menarik bagi Amerika,” tegasnya.
Selain bernegosiasi dengan AS, Indonesia juga aktif membangun komunikasi dengan negara-negara mitra strategis lainnya seperti Uni Eropa, Inggris, Malaysia, Singapura, dan China.
Di saat yang sama, pemerintah juga mendorong penyelesaian Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA), yang disebut hampir memasuki tahap akhir.
Langkah proaktif ini diperkuat dengan pembentukan dua satuan tugas khusus, yakni Satgas Negosiasi yang dipimpin langsung oleh Menko Airlangga dan Satgas Deregulasi untuk menyederhanakan regulasi lintas sektor.
“Arahan Bapak Presiden ini adalah kerja kita bersama, Indonesia incorporated. Jadi kita berharap bahwa ke depan perekonomian bisa kita dorong. Walaupun semua negara terkena wabah tarif ini, diharapkan ASEAN punya antidote. Mudah-mudahan dengan antidote ini kita bisa masing-masing punya resiliensi terhadap ketidakpastian global,” tambahnya.
Meski demikian Airlangga menegaskan negosiasi tarif ini masih dalam tahap awal. Belum ada keputusan yang final meski ia sudah menyambangi Negeri Paman Sam tersebut.
"Terkait tarif kan sedang proses, sedang berjalan. Jadi kita tunggu saja proses yang sedang berjalan, karena ada tim teknis, jadi semua masih tahap awal," pungkasnya.