Berita

Ilustrasi/RMOL

Bisnis

Tarif Belum Jelas, Bisnis Amerika Tak Pernah Semuram Ini

RABU, 23 APRIL 2025 | 15:54 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Bisnis Amerika Serikat (AS) tidak pernah selesu ini, bahkan sejak krisis keuangan pada 2009. 

Ketika Pemerintah AS Donald Trump mengumumkan rencana tarif baru yang menyasar pada banyak negara, investor didera kekhawatiran. Rasa khawatir itu meningkat ketika pada akhirnya Trump benar-benar mengumumkan tarif dengan angka yang besar. 

Sejak saat itu, investor mencoba mencari tahu seberapa besar lagi penderitaan yang akan ditimbulkan perang dagang Donald Trump pada pasar saham. 


Bank of America (BOA) mengatakan, rasio komentar positif terhadap kondisi ekonomi makro selama musim pelaporan kinerja kali ini telah turun jauh di bawah rata-rata dan berada di jalur menuju proporsi terburuk sejak 2009. 

Musim laporan pendapatan biasanya merupakan anugerah bagi ekuitas, tetapi dengan S&P 500 turun hampir 15 persen dari titik tertinggi sepanjang masa di bulan Februari saat para investor bersiap menghadapi dampak dari upaya Trump untuk menulis ulang aturan perdagangan global, taruhannya hampir tidak mungkin lebih tinggi kali ini. 

Itu terutama berlaku untuk perusahaan-perusahaan dengan laba yang lebih erat kaitannya dengan ketidakpastian ekonomi, seperti pembuat mobil dan transportasi.

Belum lagi reda kegelisahan akibat kebijakan tarif AS, keputusan Trump yang kemudian berubah-ubah membuat investor limbung. 

"Hampir setiap CEO perusahaan merevisi turun prospek mereka," kata ahli strategi pasar veteran Jim Paulsen, dikutip dari Bloomberg.

ASML Holding NV memperingatkan tidak tahu bagaimana mengukur dampak pengumuman tarif yang mengancam untuk menjungkirbalikkan industri semikonduktor. 

Pada kuartal ini, 27 persen perusahaan dalam Indeks S&P 500 telah memangkas panduan mereka untuk tahun 2025 sementara hanya 9 persen yang telah meningkatkan prospek mereka, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg Intelligence.

Produsen mobil memiliki ekspektasi paling suram, memangkas prospek pendapatan selama 12 bulan ke depan sekitar 9 persen rata-rata pada bulan April, menurut data yang dikumpulkan oleh Citigroup Inc. 

Perusahaan makanan dan kebutuhan pokok konsumen, yang cenderung bernasib lebih baik selama resesi, termasuk yang paling optimis, menaikkan estimasi mereka lebih dari 1 persen. 

BoA memprediksi "potensi kekosongan informasi" karena perusahaan menghindari memberikan panduan, seperti yang mereka lakukan selama pandemi Covid-19. 

"Akan menjadi tantangan bagi perusahaan untuk memandu mengingat semua ketidakpastian," kata Cayla Seder, ahli strategi multi-aset makro di State Street. 

"Artinya bagi investor adalah akan ada risiko dua arah yang berkelanjutan dan kemungkinan volatilitas yang berkelanjutan hingga negosiasi tarif dirampungkan secara lebih definitif."

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Komisi V DPR: Jika Pemerintah Kewalahan, Bencana Sumatera harus Dinaikkan jadi Bencana Nasional

Sabtu, 06 Desember 2025 | 12:14

Woman Empower Award 2025 Dorong Perempuan Mandiri dan UMKM Berkembang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 12:07

Harga Minyak Sentuh Level Tertinggi di Akhir Pekan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:58

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:44

DPR: Jika Terbukti Ada Penerbangan Gelap, Bandara IMIP Harus Ditutup!

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:24

Banjir Aceh, Untungnya Masih Ada Harapan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:14

Dana Asing Masuk RI Rp14,08 Triliun di Awal Desember 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:08

Mulai Turun, Intip Harga Emas Antam Hari Ini

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:03

Netflix Beli Studio dan Layanan Streaming Warner Bros 72 Miliar Dolar AS

Sabtu, 06 Desember 2025 | 10:43

Paramount Umumkan Tanggal Rilis Film Live-Action Kura-kura Ninja Terbaru

Sabtu, 06 Desember 2025 | 10:35

Selengkapnya