Berita

Presiden Xi Jinping/Anadolu Agency

Dunia

Lawan Tekanan Amerika, Xi Jinping Promosikan Gagasan "Asian Family"

KAMIS, 17 APRIL 2025 | 15:20 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Di tengah memanasnya hubungan dagang antara Tiongkok dan Amerika Serikat (AS), Presiden Xi Jinping mendorong semangat solidaritas kawasan dengan mengangkat gagasan "Asian family" atau “keluarga Asia” dalam kunjungan diplomatiknya ke Asia Tenggara. 

Kunjungan ini menjadi lawatan luar negeri pertamanya di tahun 2025 dan mencerminkan upaya Tiongkok untuk memperkuat pengaruh regional di tengah tekanan yang semakin kuat dari Washington.

Dalam pidatonya di Putrajaya, Malaysia, Xi menegaskan bahwa Tiongkok dan negara-negara Asia harus bersatu menolak konfrontasi geopolitik dan pembentukan blok-blok kekuatan yang bisa memecah belah kawasan. 


“Tiongkok dan Malaysia akan berdiri bersama negara-negara di kawasan ini untuk melawan arus bawah konfrontasi geopolitik dan berbasis blok,” kata Xi dalam jamuan makan malam kenegaraan, seperti dikutip dari Bloomberg.

Ia menambahkan bahwa negara-negara Asia harus menjaga masa depan bersama sebagai sebuah "keluarga".

Pernyataan tersebut diperkuat lewat deklarasi bersama Tiongkok-Malaysia yang menyepakati penguatan kerja sama di sektor industri, rantai pasokan, pengelolaan data, dan pengembangan talenta.

Kedua negara juga berkomitmen menjalankan Program Lima Tahun untuk Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan serta membentuk komunitas strategis tingkat tinggi antara Malaysia dan Tiongkok.

Sebelum tiba di Kamboja pada Kamis, 17 April 2024, Xi sempat menerbitkan sebuah artikel opini di media lokal Kamboja yang menegaskan sikap anti-unilateralisme Tiongkok. Dalam artikel itu, ia menyampaikan bahwa negara-negara Asia harus bersatu melawan hegemoni dan campur tangan pihak luar. 

“Kita harus melawan hegemonisme dan politik kekuasaan,” tulisnya. 

Xi juga menyerukan agar negara-negara Asia tidak membiarkan kekuatan asing mencampuri urusan dalam negeri dan menciptakan perpecahan di kawasan.

Pernyataan Xi datang di saat hubungan ekonomi antara Tiongkok dan AS semakin memanas. 
Menurut laporan Bloomberg News, pemerintahan AS tengah mempertimbangkan kebijakan tarif baru terhadap produk-produk Tiongkok dan mendesak negara lain untuk ikut serta dalam membatasi dominasi manufaktur China. 
Langkah ini disebut sebagai bagian dari strategi AS, di bawah kepemimpinan Presiden Trump, untuk membangun blok perdagangan yang dapat menekan posisi Beijing di pasar global.

Xi mengunjungi Kamboja sebagai bagian dari rangkaian tur Asia Tenggaranya. Sebelumnya ia mendarat di Vietnam dan Malaysia.  Kunjungan ini tidak hanya bersifat simbolis, tetapi juga strategis dalam menegaskan posisi Tiongkok sebagai kekuatan utama di kawasan, di tengah upaya AS membentuk aliansi tandingan.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya