Berita

Peter Dutton/Net

Dunia

Usai Bikin Heboh, Peter Dutton Ngaku Salah Kutip Pernyataan Prabowo soal Markas Rusia

KAMIS, 17 APRIL 2025 | 10:36 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Pemimpin oposisi Australia, Peter Dutton, akhirnya mengakui kesalahannya terkait pernyataan yang menyinggung Presiden Indonesia, Prabowo Subianto. 

Ia sebelumnya secara keliru menyebut bahwa Prabowo mengumumkan proposal yang memungkinkan Rusia menempatkan pesawat militer di Papua.

Pernyataan kontroversial itu disampaikan Dutton dalam debat melawan Perdana Menteri Anthony Albanese yang digelar di studio ABC Parramatta, Sydney, pada Rabu, 16 April 2025. 


Dalam debat tersebut, Dutton menyinggung soal potensi ancaman di kawasan, termasuk klaim bahwa Prabowo telah membuka peluang kerja sama militer dengan Rusia di wilayah timur Indonesia, tepatnya di pulau Biak, Papua sekitar 1.400 kilometer dari Darwin, Australia.

Namun, tak lama kemudian, Dutton menarik ucapannya setelah mendapat kecaman dari pemerintah Australia dan Indonesia.

“Referensi yang saya buat seharusnya tidak ditujukan kepada presiden, itu terkait dengan sumber dari pemerintahan Prabowo. Itu adalah kesalahan dan saya senang mengakuinya," ujarnya, seperti dimuat The Guardian.

Pernyataan tersebut memicu reaksi keras dari Menteri Luar Negeri Australia, Penny Wong, yang menuding Dutton telah menyebarkan informasi palsu dan "ceroboh" dalam menyikapi hubungan diplomatik dengan negara tetangga seperti Indonesia.

PM Albanese juga mengkritik keras Dutton dalam debat, menyebutnya tidak paham mengenai pentingnya menjaga hubungan baik dengan mitra negara.

“Komentar itu luar biasa. Ini menunjukkan bahwa Dutton tidak memahami pentingnya diplomasi,” tegasnya.

Sementara itu, isu ini muncul di tengah berbagai sorotan terhadap kebijakan Koalisi yang dipimpin Dutton, termasuk rencananya memangkas 41.000 posisi dalam layanan publik federal hingga tahun 2030. 

Ketika ditanya apakah langkah penghematan itu akan menutup seluruh anggaran kampanye Koalisi, Dutton menjawab, “Jawaban singkatnya adalah tidak.”

Dutton juga enggan menyebutkan departemen mana saja yang akan terkena pemangkasan, menyatakan bahwa hal tersebut bukan sesuatu yang dapat dilakukan dari pihak oposisi.

Ketika debat bergeser ke isu perubahan iklim, Dutton menolak menyatakan apakah dampaknya semakin memburuk. 

“Saya bukan ilmuwan, saya tidak tahu,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa Tiongkok masih membangun dua pembangkit listrik tenaga batu bara setiap minggunya, mengisyaratkan perlunya pendekatan realistis terhadap kontribusi Australia.

Debat pemimpin berikutnya dijadwalkan berlangsung pekan depan, sebelum pemilu nasional Australia yang semakin dekat.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya