Berita

Presiden Tiongkok Xi Jinping/Reuters: Jason Lee

Dunia

Xi Jinping: Perang Dagang hanya Merugikan Dunia

SABTU, 12 APRIL 2025 | 14:14 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Presiden Republik Rakyat Tiongkok, Xi Jinping, menegaskan bahwa perang dagang tidak akan menghasilkan pemenang, dan hanya merusak hubungan internasional serta memicu isolasi global.

Pernyataan ini disampaikan saat Xi bertemu dengan Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, di Beijing pada Jumat, 10 April 2025. Xi menyoroti pentingnya kerja sama dalam menghadapi tantangan ekonomi global.

"Selama lebih dari 70 tahun, Tiongkok membangun kemajuan melalui kemandirian dan kerja keras, bukan karena belas kasihan negara lain. Kami tidak takut terhadap tekanan yang tidak adil," ujar Xi seperti dikutip dari Global Times.


Xi juga menekankan bahwa meskipun kondisi dunia terus berubah, Tiongkok akan tetap fokus pada pembangunan dalam negeri dan menjaga stabilitas.

Menurutnya, Tiongkok dan Uni Eropa (UE) merupakan dua kekuatan ekonomi besar dunia yang memiliki hubungan simbiosis dalam perdagangan internasional. Gabungan ekonomi keduanya bahkan menyumbang lebih dari sepertiga total ekonomi global.

Dalam pernyataannya, Xi mengajak Tiongkok dan UE untuk bersama-sama melindungi perdagangan bebas, menolak intimidasi ekonomi sepihak, dan menjaga tatanan ekonomi dunia yang adil dan seimbang.

“Kerja sama ini bukan hanya untuk melindungi kepentingan Tiongkok dan UE, tapi juga untuk memperkuat keadilan dan aturan dalam komunitas internasional,” kaya Xi.

Sanchez, menyatakan dukungannya atas pandangan Xi. Ia menegaskan bahwa UE tetap berkomitmen pada prinsip perdagangan terbuka dan menolak kebijakan tarif sepihak.

“Tidak ada pihak yang menang dalam perang dagang,” ujarnya. 

Sanchez juga menyatakan kesiapan Spanyol dan UE untuk memperkuat komunikasi dengan Tiongkok demi menjaga stabilitas perdagangan internasional.

Pertemuan kedua pemimpin berlangsung di tengah meningkatnya ketegangan global akibat kebijakan tarif timbal balik yang diberlakukan Amerika Serikat terhadap sejumlah negara mitra dagangnya.

Jin Ling, Wakil Direktur Departemen Studi Eropa di Institut Studi Internasional Tiongkok, mengatakan bahwa kunjungan Sanchez ke Tiongkok sangat strategis. 

“Tiongkok dan negara-negara Eropa perlu bersatu melawan tekanan sepihak demi mempertahankan sistem perdagangan global yang terbuka,” jelasnya.

Pada hari yang sama, Kementerian Perdagangan Tiongkok (MOFCOM) mengumumkan bahwa pihaknya telah menggugat AS melalui mekanisme penyelesaian sengketa WTO atas kenaikan tarif terbaru.

“Tiongkok akan tegas dalam melindungi haknya dan mendukung sistem perdagangan multilateral yang adil dan transparan,” demikian pernyataan resmi MOFCOM.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya