Berita

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping/Net

Bisnis

Perang Tarif AS-China Diprediksi Bikin Perdagangan Anjlok Hingga 80 Persen

KAMIS, 10 APRIL 2025 | 16:39 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) mengeluarkan peringatan keras terkait ketegangan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang berpotensi memangkas volume perdagangan barang antara kedua negara hingga 80 persen.

Direktur Jenderal WTO, Ngozi Okonjo-Iweala, menyatakan bahwa perang tarif ini bukan hanya berdampak pada kedua kekuatan ekonomi terbesar dunia tersebut, tetapi juga mengancam kestabilan perdagangan global secara keseluruhan.

"Meningkatnya ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok menimbulkan risiko signifikan berupa kontraksi tajam dalam perdagangan bilateral. Proyeksi awal kami menunjukkan bahwa perdagangan barang antara kedua ekonomi ini dapat menurun hingga 80 persen," katanya dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari AFP, Kamis 10 April 2025.


Ia juga memperingatkan bahwa konflik dagang tersebut akan menekan negara lain.

Peringatan WTO muncul setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan kenaikan tarif impor terhadap produk China hingga 125 persen pada Rabu. Kebijakan ini merupakan respons terhadap keputusan Beijing yang menerapkan tarif sebesar 84 persen untuk produk asal AS.

Ngozi menyebut ketegangan dagang ini membawa risiko besar bagi perekonomian global. Pasalnya, AS dan China secara kolektif menyumbang sekitar tiga persen dari total perdagangan dunia.

Ketegangan di antara keduanya berpotensi menurunkan prospek pertumbuhan ekonomi global secara signifikan.

Ia juga mengingatkan adanya ancaman perpecahan ekonomi dunia menjadi dua blok besar—satu berporos pada AS dan yang lain dipimpin oleh China.

Jika skenario ini terjadi, WTO memproyeksikan Produk Domestik Bruto (PDB) riil global dapat terpangkas hingga hampir tujuh persen dalam jangka panjang.

"Yang menjadi perhatian khusus adalah potensi fragmentasi perdagangan global di sepanjang garis geopolitik. Pembagian ekonomi global menjadi dua blok dapat menyebabkan penurunan jangka panjang dalam PDB riil global hingga hampir tujuh persen," pungkasnya.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya