Berita

Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping/Net

Bisnis

Kena Tarif 125 Persen, China Gugat AS ke WTO

KAMIS, 10 APRIL 2025 | 12:31 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Pemerintah China mengajukan protes atas kebijakan Amerika Serikat (AS) yang kembali menaikkan tarif impor terhadap produk asal China. 

Langkah ini diambil menyusul keputusan Presiden AS Donald Trump yang menetapkan tarif baru sebesar 125 persen untuk barang-barang dari Negeri Tirai Bambu.

Kementerian Perdagangan China menyebut tindakan Washington sebagai bentuk perundungan ekonomi yang tidak bisa ditoleransi. Beijing menegaskan akan mempertahankan hak-haknya melalui mekanisme multilateral yang diatur oleh WTO.


“Kenaikan ini adalah kesalahan besar. Ini menunjukkan perundungan AS,” kata Kementerian Perdagangan China seperti dikutip BBC, Kamis 10 April 2025.

China juga menekankan komitmennya untuk menegakkan sistem perdagangan global yang adil. 

“Kami akan dengan tegas melindungi hak dan kepentingan kami yang sah sesuai dengan aturan WTO, dan dengan tegas menegakkan sistem perdagangan multilateral dan tatanan ekonomi dan perdagangan internasional,” lanjut pernyataan tersebut.

Peningkatan tarif oleh AS disebut sebagai balasan atas langkah China yang membalas tarif sebesar 84 persen terhadap produk-produk asal AS. Presiden Trump menyatakan kebijakan tarif tersebut sebagai respons atas dugaan praktik dagang tidak adil yang dilakukan Beijing.

“Berdasarkan kurangnya rasa hormat yang ditunjukkan China kepada pasar dunia, dengan ini saya menaikkan tarif yang dikenakan Amerika Serikat kepada China menjadi 125 persen, yang berlaku segera,” ujar Trump dalam pernyataan resminya.

Trump menambahkan bahwa praktik dagang yang merugikan negara-negara lain oleh China harus segera dihentikan. 

“Pada suatu saat, mudah-mudahan dalam waktu dekat, China akan menyadari bahwa masa-masa mereka menipu AS dan negara-negara lain tidak lagi dapat diterima,” katanya.

Ketegangan dagang antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia ini telah berlangsung sejak awal 2025. Trump menuduh Beijing selama ini menjalankan praktik perdagangan yang tidak adil.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya