Berita

Gedung BEI/RMOL

Bisnis

Ini Langkah BEI Hadapi Efek Lanjutan Tarif Trump

KAMIS, 10 APRIL 2025 | 09:56 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Bursa Efek Indonesia (BEI) akan melakukan penyesuaian jika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengalami pelemahan signifikan akibat kekhawatiran pasar terhadap kebijakan tarif impor Amerika Serikat.

Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik memastikan BEI menyiapkan langkah mitigasi apabila terdapat dampak lanjutan dari kebijakan AS tersebut. 

"Kita sama-sama memantau perkembangan di pasar global seperti apa, kalau memang nanti dirasa atau disepakati diperlukan penyesuaian-penyesuaian lain, kenapa tidak?" ujar Jeffrey di Gedung BEI Jakarta, dikutip Kamis 10 April 2025. 


Saat ini, penyesuaian yang sedang dikaji oleh BEI adalah pembukaan kode Anggota Bursa (kode broker) dan Domisili penanam modal pada tampilan online trading perdagangan saham. Hal ini dilakukan demi meredam tekanan berlebihan pada IHSG.

“Itu (pembukaan kode broker) termasuk yang sedang kita diskusikan secara intensif dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mampu kita berikan sebagai info tambahan kepada investor, khususnya penanammodal ritel,” ujar Jeffrey.

Sebelumnya, BEI telah melakukan beberapa kebijakan dan penyesuaian lainnya, yaitu  melakukan penyesuaian ketentuan penyelenggaraan penghentian sementara perdagangan Efek (trading halt) dan batas persentase Auto Rejection Bawah (B) pada 8 April 2025.

Lalu, BEI bersama dengan OJK juga telah menerbitkan kebijakan penyelenggaraan pembelian kembali saham (buyback) tanpa  rapat umum pemegang saham (RUPS) pada 19 Maret 2025. Kemudian BEI juga menunda penerapan perdagangan short selling (SS).

Pada perdagangan Bursa, Selasa 8 April, IHSG dibuka melemah signifikan 596,33 poin atau 9,16 persen ke posisi 5.914,28, seiring pelaku pasar cemas terhadap kebijakan tarif baru AS, di mana Indonesia terkena tarif resiprokal sebesar 32 persen.

Jeffrey memastikan BEI terbuka untuk kembali melakukan berbagai penyesuaian peraturan demi menjaga likuiditas dan kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia

"Kalau dirasa nanti diperlukan penyesuaian-penyesuaian, kita sangat terbuka. Apapun penyesuaian yang perlu kita lakukan, bisa kita lakukan," ujar Jeffrey. Ini Langkah BEI Hadapi Efek Lanjutan Tarif Trump

RMOL. Bursa Efek Indonesia (BEI) akan melakukan penyesuaian jika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengalami pelemahan signifikan akibat kekhawatiran pasar terhadap kebijakan tarif impor Amerika Serikat.

Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik memastikan BEI menyiapkan langkah mitigasi apabila terdapat dampak lanjutan dari kebijakan AS tersebut.

"Kita sama-sama memantau perkembangan di pasar global seperti apa, kalau memang nanti dirasa atau disepakati diperlukan penyesuaian-penyesuaian lain, kenapa tidak?" ujar Jeffrey di Gedung BEI Jakarta, dikutip Kamis 10 April 2025.

Saat ini, penyesuaian yang sedang dikaji oleh BEI adalah pembukaan kode Anggota Bursa (kode broker) dan Domisili penanam modal pada tampilan online trading perdagangan saham. Hal ini dilakukan demi meredam tekanan berlebihan pada IHSG.

“Itu (pembukaan kode broker) termasuk yang sedang kita diskusikan secara intensif dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mampu kita berikan sebagai info tambahan kepada investor, khususnya penanammodal ritel,” ujar Jeffrey.

Sebelumnya, BEI telah melakukan beberapa kebijakan dan penyesuaian lainnya, yaitu  melakukan penyesuaian ketentuan penyelenggaraan penghentian sementara perdagangan Efek (trading halt) dan batas persentase Auto Rejection Bawah (B) pada 8 April 2025.

Lalu, BEI bersama dengan OJK juga telah menerbitkan kebijakan penyelenggaraan pembelian kembali saham (buyback) tanpa  rapat umum pemegang saham (RUPS) pada 19 Maret 2025. Kemudian BEI juga menunda penerapan perdagangan short selling (SS).

Pada perdagangan Bursa, Selasa 8 April, IHSG dibuka melemah signifikan 596,33 poin atau 9,16 persen ke posisi 5.914,28, seiring pelaku pasar cemas terhadap kebijakan tarif baru AS, di mana Indonesia terkena tarif resiprokal sebesar 32 persen.

Jeffrey memastikan BEI terbuka untuk kembali melakukan berbagai penyesuaian peraturan demi menjaga likuiditas dan kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia

"Kalau dirasa nanti diperlukan penyesuaian-penyesuaian, kita sangat terbuka. Apapun penyesuaian yang perlu kita lakukan, bisa kita lakukan," ujar Jeffrey.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya