Berita

Ilustrasi daging/Ist

Bisnis

Mappan:

Kuota Impor cuma Untungkan Kartel

RABU, 09 APRIL 2025 | 23:02 WIB | LAPORAN: WIDODO BOGIARTO

Keputusan Presiden Prabowo Subianto menghilangkan kuota impor yang menyangkut hajat hidup orang banyak disambut suka cita.

Pernyataan tersebut disampaikan Prabowo di hadapan pengusaha, ekonom hingga akademisi pada acara Silaturahmi Ekonomi Bersama Presiden RI di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa 8 April 2025.

Ketua Umum Masyarakat Peduli Pangan Nasional (Mappan) Wignyo Prasetyo mengatakan, keputusan Presiden Prabowo Subianto untuk menghapuskan kuota impor terutama untuk barang-barang yang menyangkut hajat orang banyak telah membuka peluang bagi siapa pun untuk memperoleh impor. 


"Kita apresiasi apa yang disampaikan Presiden Prabowo itu,” kata Wignyo dalam keterangannya, Rabu 9 April 2025.

Menurut Wignyo, salama ini sistem kuota impor hanya menguntungkan kelompok-kelompok tertentu saja. 

“Kota impor selama cuma untungkan para kartel. Kartel yang untung hingga triliunan rupiah, dan harga selalu tinggi," kata Menurut Wignyo.

Wignyo mencontohkan harga daging selalu tinggi. Bila kuota impor dihapus, maka harga di pasaran bisa bersaing.

"Harus kita kawal ketat keputusan Presiden Prabowo ini. Takutnya enggak dijalankan oleh bawahannya," kata Wignyo yang juga Koordinator Tim 8 Prabowo-Gibran ini.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto mengatakan, Prabowo mengatakan, instruksi itu telah disampaikan kepada Menteri Koordinator, Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, dan Ketua Dewan Ekonomi Nasional. 

Menurut Prabowo, langkah penghapusan kuota impor merupakan bagian dari upaya pemerintah memberikan kemudahan bagi para pelaku usaha dan untuk merampingkan birokrasi. 

Adapun salah satu komoditas yang disoroti oleh Prabowo adalah impor daging. Ia juga meminta kepada Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan untuk membuka peluang impor bagi siapa pun. 


Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya