Berita

Ilustrasi/Ist

Bisnis

AS Naikkan Tarif untuk China, Pasar Minyak Terguncang

RABU, 09 APRIL 2025 | 12:11 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Kekhawatiran akan terjadinya resesi akibat meningkatnya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China semakin memperburuk kondisi pasar minyak dunia.

Pada Rabu pagi, 9 April 2025, harga minyak mentah Brent turun 2,13 Dolar AS  atau 3,39 persen, menjadi 60,69 Dolar AS per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 2,36 Dolar AS atau 3,96 persen, menjadi 57,22 Dolar AS. 

Sejak Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif untuk semua barang impor pada 2 April, harga kedua patokan minyak tersebut sudah turun hingga 16 persen.


Pasar semakin terpuruk setelah seorang pejabat Gedung Putih menyatakan bahwa AS akan memberlakukan tarif sebesar 104 persen terhadap produk China mulai tengah malam, Rabu waktu setempat. Hal ini dilakukan karena China tidak mencabut tarif balasan terhadap barang-barang AS sesuai tenggat waktu yang diberikan Trump.

China merespons dengan tegas tarif Trump. Pemerintahnya menyatakan tidak akan tunduk pada tekanan dari AS, yang dianggap sebagai bentuk pemerasan. China juga menolak permintaan Trump untuk mencabut tarif sebesar 34 persen dan mengancam akan melawan hingga akhir.

Sikap keras kedua negara ini memicu kekhawatiran bahwa ekonomi global akan mengalami perlambatan, bahkan bisa masuk ke masa resesi.

“Situasi ini menciptakan potensi terjadinya resesi global, karena permintaan energi dunia bisa menurun,” ujar Alex Hodes, Direktur Strategi Pasar di StoneX, seperti dikutip dari Reuters.

Sementara itu, Perwakilan Dagang AS, Jamieson Greer, menyatakan bahwa China belum menunjukkan niat untuk bekerja sama dalam menciptakan perdagangan yang adil.

Goldman Sachs telah memperkirakan bahwa pada Desember 2025, harga minyak mentah Brent akan berada di angka 62 dolar AS dan WTI di 58 dolar AS per barel. Setahun setelahnya, harga bisa turun lebih jauh ke 55 dan 51 dolar AS per barel, tergantung pada kondisi yang terjadi.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya