Berita

Tim penyelamat gempa Myanmar/Net

Dunia

Korban Tewas Gempa Myanmar Tembus 3.471, PBB Ingatkan Ancaman Wabah Penyakit

MINGGU, 06 APRIL 2025 | 17:21 WIB | LAPORAN: HANI FATUNNISA

Jumlah korban tewas akibat gempa bumi dahsyat 7,7 magnitudp yang mengguncang Myanmar pada 28 Maret terus meningkat. 

Hingga Minggu, 6 April 2025, media pemerintah Myanmar melaporkan bahwa sedikitnya 3.471 orang tewas, 4.671 lainnya terluka, dan 214 masih dilaporkan hilang. 

Bencana ini menjadi salah satu yang paling mematikan dalam sejarah terbaru kawasan Asia Tenggara.


Upaya penyelamatan dan bantuan kemanusiaan menghadapi tantangan besar, terutama karena hujan yang turun di sejumlah wilayah terdampak. 

Kepala Bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Tom Fletcher memperingatkan bahwa kombinasi cuaca ekstrem dan sanitasi yang buruk dapat memicu wabah penyakit di tengah para penyintas yang kini tinggal di tempat terbuka.

"Keluarga-keluarga tidur di luar reruntuhan rumah mereka sementara jenazah orang-orang terkasih ditarik dari reruntuhan. Ketakutan nyata akan gempa bumi lagi," ungkapnya dalam sebuah pernyataan di platform X, seperti dimuat Reuters

Fletcher menegaskan pentingnya langkah cepat dan terkoordinasi dalam memberikan bantuan. 

“Kita perlu menyediakan tenda dan harapan bagi para penyintas saat mereka membangun kembali kehidupan mereka yang hancur,” tegasnya.

Negara-negara tetangga seperti Tiongkok, India, dan sejumlah negara Asia Tenggara telah mengirimkan bantuan logistik serta tim penyelamat untuk membantu proses pemulihan di Myanmar, yang dihuni oleh sekitar 28 juta orang.

Sementara itu, Amerika Serikat menjanjikan bantuan sebesar 9 juta dolar AS untuk mendukung masyarakat terdampak. Namun, pemangkasan besar-besaran dalam program bantuan luar negeri AS telah memengaruhi efektivitas respons. 

Mantan pejabat senior USAID mengungkap bahwa sejumlah staf mereka yang tengah bertugas di Myamar justru terkena PHK. 

“Tim ini bekerja sangat keras, berfokus untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada mereka yang membutuhkan. Mendapatkan berita tentang pemutusan hubungan kerja yang akan segera terjadi. Bagaimana mungkin itu tidak membuat putus asa?” ujar Marcia Wong, 

Situasi di Myanmar diperburuk oleh krisis politik dan militer yang telah berlangsung sejak kudeta militer pada 2021. Perang saudara yang berkepanjangan telah menyebabkan lebih dari 3 juta orang mengungsi, serta menghancurkan layanan dasar seperti kesehatan dan pendidikan.

Meskipun pihak junta militer mengumumkan gencatan senjata pada Rabu lalu, Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia melaporkan bahwa bantuan tetap dibatasi di daerah-daerah yang dianggap tidak loyal terhadap rezim. 

Bahkan, serangan militer dilaporkan masih terjadi setelah gencatan senjata diumumkan.

Kelompok bantuan Free Burma Rangers melaporkan bahwa militer Myanmar melakukan serangan udara di negara bagian Karenni dan Shan pada Kamis dan Jumat lalu, menewaskan sedikitnya lima orang sipil. 

“Kami mencatat sedikitnya tujuh serangan sejak pengumuman gencatan senjata,” kata David Eubank, pendiri kelompok tersebut.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya