Berita

Ilustrasi/Net

Politik

Indonesia Perlu Langkah Cepat Hadapi Perang Dagang, Ini Strateginya

KAMIS, 03 APRIL 2025 | 19:44 WIB | LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA

Di tengah ketidakpastian global akibat perang dagang dan kebijakan tarif tinggi Amerika Serikat (AS), Indonesia harus bergerak cepat menangkap peluang relokasi pabrik dari negara-negara industri besar. 

Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan strategi Indonesia tidak cukup hanya mengandalkan keunggulan tarif lebih rendah dibanding Vietnam dan Kamboja, tetapi harus fokus pada daya saing fundamental.

"Solusinya, Indonesia harus bersiap mengejar peluang relokasi pabrik. Tidak cukup hanya bersaing dari selisih tarif resiprokal yang lebih rendah dibanding Vietnam dan Kamboja," kata Bhima kepada RMOL pada Kamis 3 April 2025.


Menurutnya, ada beberapa faktor utama yang harus diperbaiki agar Indonesia bisa menjadi tujuan investasi yang menarik, di antaranya menghentikan regulasi yang memicu ketidakstabilan dalam negeri.

"Kuncinya di regulasi yang konsisten, efisiensi perizinan, tidak ada RUU yang buat gaduh (RUU Polri dan RUU KUHAP ditunda dulu), kesiapan infrastruktur pendukung kawasan industri, sumber energi terbarukan yang memadai untuk pasok listrik ke industri, dan kesiapan sumber daya manusia," jelasnya.

Bhima menekankan bahwa Indonesia tidak bisa lagi mengandalkan insentif fiskal berlebihan karena adanya kebijakan Global Minimum Tax yang membatasi keringanan pajak bagi investor asing.

"Kalau sebelumnya, kita menarik investor dengan tax holiday dan tax allowance, tetapi sekarang saatnya memperbaiki daya saing yang lebih fundamental," tambahnya.

Bhima juga menambahkan bahwa Bank Indonesia (BI) masih memiliki ruang untuk mendukung stabilitas ekonomi melalui kebijakan moneter. Menurutnya, BI dapat menurunkan suku bunga acuan hingga 50 basis poin (bps).

"Saat cadangan devisa gemuk BI bahkan bisa turunkan suku bunga acuan 50 bps, untuk stimulus sektor riil yang terdampak perang dagang," pungkasnya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya