Berita

Anggota Komisi VI DPR, Firnando Hadityo Ganinduto/ist

Politik

DPR Minta Pemerintah Bikin Gebrakan Hadapi Tarif Impor Trump

KAMIS, 03 APRIL 2025 | 15:20 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Pemerintah harus merespons cepat kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump yang menerapkan tarif impor timbal balik atau reciprocal tarrif terhadap Indonesia senilai 32 persen.

Anggota Komisi VI DPR, Firnando Hadityo Ganinduto khawatir jika kebijakan Trump tidak segera diantisipasi, maka bisa berpengaruh negatif terhadap industri dalam negeri.

"Pemerintah harus segera membuat gebrakan untuk melindungi industri Indonesia yang biasa diekspor. Apalagi AS merupakan tujuan utama ekspor selain China dan Jepang," kata Firnando kepada wartawan, Kamis, 3 April 2025.


Menurutnya, tarif impor sebesar 32 persen yang diterapkan AS terlalu memberatkan. Salah satu industri yang bisa terdampak adalah sektor garmen yang bisa berakibat gulung tikar.

"Dampaknya pasti besar, waktu itu saya pernah bilang dengan Menteri Perdagangan kalau tarif masuk ke AS tidak boleh tinggi-tinggi, karena garmen kita lumayan banyak kirim ke sana," jelas Firnando.

Ditambah, data ekspor Indonesia menunjukkan ada penurunan dari 2023 ke 2024 yang mencapai 8 persen.

"Indonesia harus mampu menggerek persentase ini untuk naik positif," tambah politisi muda Golkar ini.

“Jika pemerintah tidak berhasil menegosiasikan tarif impor timbal balik dengan AS, maka opsi lain adalah relokasi industri ke negara lain yang lebih aman," jelas Firnando.

Meski demikian, ia berharap pengiriman barang industri tetap bisa dilakukan Indonesia ke pasar AS. Mengingat, populasi AS cukup tinggi dengan menempati urutan ketiga terbesar di dunia.

Dengan populasi yang tinggi, maka bukan saja jumlah pasar yang besar, tetapi daya beli juga tinggi sehingga menjadi pangsa pasar yang tidak semestinya ditinggalkan.

"Indonesia harus mampu merawat hubungan ekspor ke AS dengan lebih baik supaya bisa terus berjalan, bahkan lebih tinggi lagi volumenya. Karena 1-2 persen saja sudah sangat berarti sekali untuk pelaku usaha ekspor," pungkasnya.

Data Kementerian Perdagangan, ada 10 barang ekspor tertinggi yang selama ini masuk ke AS, yakni mesin dan perlengkapan elektrik dengan nilai 4,18 miliar Dolar AS; pakaian dan aksesorisnya (rajutan) dengan nilai 2,48 miliar Dolar AS; alas kaki dengan nilai 2,39 miliar Dolar AS; pakaian dan aksesoris bukan rajutan senilai 2,12 miliar Dolar AS; lemak dan minyak hewan/nabati senilai 1,78 miliar Dolar AS; karet dan barang dari karet senilai 1,69 miliar Dolar AS.

Kemudian perabotan dan alat penerangan senilai 1,43 miliar Dolar AS; ikan dan udang senilai 1,10 miliar Dolar AS; mesin dan peralatan mekanis senilai 1,02 miliar Dolar AS; dan olahan daging dan ikan senilai 788,3 juta Dolar AS.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Tragedi Nasional dari Sumatra dan Suara yang Terlambat Kita Dengarkan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:44

Produktivitas Masih di Bawah ASEAN, Pemerintah Susun Langkah Percepatan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:41

Lewat Pantun Cak Imin Serukan Perbaiki Alam Bukan Cari Keributan

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:38

Bank Mandiri Sabet 5 Penghargaan BI

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:27

Liga Muslim Dunia Siap Lobi MBS untuk Permudah Pembangunan Kampung Haji Indonesia

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:18

Banjir Rob di Pesisir Jakarta Berangsur Surut

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:13

RI–Timor Leste Sepakat Majukan Koperasi

Jumat, 05 Desember 2025 | 15:08

Revisi UU Cipta Kerja Mendesak di Tengah Kerusakan Hutan Sumatera

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:57

Bahlil Telusuri Dugaan Keterkaitan Tambang Martabe dengan Banjir Sumut

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:48

BI: Cadangan Devisa RI Rp2.499 Triliun per Akhir November 2025

Jumat, 05 Desember 2025 | 14:39

Selengkapnya