Berita

Robot G1/Net

Tekno

Tak Puas Main di Smartphone dan EV, China Juga Ambisi Kuasai Pasar Robot

KAMIS, 03 APRIL 2025 | 13:21 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

China telah menjadi salah satu pemain utama dalam pasar smartphone dan kendaraan listrik (EV). Kini, negara itu mengincar pasar robot humanoid. 

Beijing telah melihat pasar robotika sebagai mesin pertumbuhan baru, mirip dengan kendaraan listrik. Pemerintahan Presiden Xi Jinping pun mendorong perusahaan seperti Unitree Robotics agar mengembangkan robot humanoid yang semakin canggih. 
Salah satunya adalah model robot G1 yang mampu melakukan gerakan akrobatik yang rumit seperti salto menyamping.
“Tiongkok memandang robot humanoid sebagai batas strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, meningkatkan otomasi industri untuk meningkatkan produktivitas, dan memperkuat posisinya dalam kepemimpinan teknologi global,” kata Joseph Li, kepala pembentukan modal dan pengembangan portofolio di C Capital, seperti dikutip dari Nikkei Asia, Kamis 3 April 2025.


Industri robotika di China berkembang pesat, dengan lebih dari 190.000 perusahaan terkait robotika didaftarkan tahun lalu. Robot humanoid memimpin pendanaan sektor ini, dengan perkiraan pasar mencapai 43 miliar Dolar AS pada 2035. 

Pemerintah China mendukung pengembangan robot humanoid sebagai bagian dari strategi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan posisi teknologi global.

China sendiri memiliki keunggulan biaya dalam produksi robot humanoid. Misalnya, robot G1 dari Unitree dihargai jauh lebih murah dibandingkan robot serupa di AS. 
Keunggulan China dalam rantai pasokan dan biaya produksi diprediksi akan semakin mempercepat perkembangan pasar robot humanoid di negara ini.
“Keunggulan biaya Tiongkok dan rantai pasokan negara yang kuat akan semakin mendorong taruhan ini,” kata Li.

Dengan kemajuan pesat dalam kecerdasan buatan (AI) dan teknologi kendaraan listrik, banyak perusahaan otomotif dan teknologi China, seperti BYD dan Huawei, turut berinvestasi dalam robot humanoid. 
Meskipun AS unggul dalam riset dan pengembangan, China berpotensi menutup kesenjangan ini berkat kebijakan pemerintah dan skalanya yang besar.
Sementara Jepang, meskipun memiliki keunggulan dalam robot industri, tertinggal dalam pengembangan robot humanoid dibandingkan AS dan China. 
Namun, Jepang tetap memiliki peluang untuk mengejar ketertinggalan, terutama dengan menggunakan inovasi lokal dalam AI dan menguji robot humanoid di pasar domestik, seperti di sektor pertanian yang kekurangan tenaga kerja.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Kebun Sawit Milik POSCO Lebih dari Dua Kali Luas Singapura

Senin, 08 Desember 2025 | 19:12

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Cegah Penimbunan BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 02:00

Polri Kerahkan Kapal Wisanggeni 8005 ke Aceh

Jumat, 05 Desember 2025 | 03:03

Pesawat Perintis Bawa BBM

Jumat, 05 Desember 2025 | 05:02

UPDATE

Denny Indrayana Ingatkan Konsekuensi Putusan MKMK dalam Kasus Arsul Sani

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:30

HAPPI Dorong Regulasi Sempadan Pantai Naik Jadi PP

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:22

Pembentukan Raperda Penyelenggaraan Pasar Libatkan Masyarakat

Selasa, 16 Desember 2025 | 01:04

Ijazah Asli Jokowi Sama seperti Postingan Dian Sandi

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:38

Inovasi Jadi Kunci Hadapi Masalah Narkoba

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:12

DPR: Jangan Kasih Ruang Pelaku Ujaran Kebencian!

Selasa, 16 Desember 2025 | 00:06

Korban Meninggal Banjir Sumatera Jadi 1.030 Jiwa, 206 Hilang

Senin, 15 Desember 2025 | 23:34

Bencana Sumatera, Telaah Konstitusi dan Sustainability

Senin, 15 Desember 2025 | 23:34

PB HMI Tegaskan Putusan PTUN terkait Suhartoyo Wajib Ditaati

Senin, 15 Desember 2025 | 23:10

Yaqut Cholil Masih Saja Diagendakan Diperiksa KPK

Senin, 15 Desember 2025 | 23:07

Selengkapnya